Logo

Paus Mati Terdampar di Lumajang, Ini Penyebabnya Versi BPSPL

Reporter:,Editor:

Kamis, 11 July 2019 22:30 UTC

Paus Mati Terdampar di Lumajang, Ini Penyebabnya Versi BPSPL

PAUS TERDAMPAR. Ikan paus yang mati terdampar di Pantai Bambang, Dusun Rekesan, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Kamis 11 Juli 2019. Foto: Istimewa.

JATIMNET.COM, Lumajang - Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar memprediksi beberapa faktor yang menjadi penyebab kematian Paus yang diduga kelompok Balin ini. Mamalia laut sepanjang 11 meter ini ditemukan mati terdampar dalam kondisi membusuk di Pantai Bambang, Dusun Rekesan, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kamis 11 Juli 2019. 

Berdasarkan keterangan tertulis BPLSP Denpasar yang diterima Jatimnet.com, Kamis malam ini menyebutkan, bahwa penyebab pasti kematian paus ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Apakah mati karena terdampar atau memang mati di tengah laut kemudian terbawa ke tepi," bunyi keterangan tertulis itu via WhatsApp.

BACA JUGA: Paus Sepanjang 11 Meter Mati Terdampar di Pesisir Selatan Lumajang

BPLSP Denpasar kemudian mengutip beberapa teori penyebab paus terdampar dari Buku Pedoman Penanganan Mamalia Laut Terdampar yang diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Beberapa penyebab itu antara lain, patologis internal (parasit atau masuknya benda asing seperti plastik). Kemudian gangguan pada sistem navigasi baik yang disebabkan oleh manusia (sonar) maupun alami seperti badai matahari.

Selain itu, bisa juga disebabkan oleh badai yang berkekuatan tinggi yang dapat mengakibatkan paus mengalami disorientasi dan kelelahan. Kemudian faktor produktivitas perairan meningkat sehingga mengejar makanan hingga ke perairan dangkal.

Dan yang terakhir karena faktor dekompresi akibat naik ke permukaan secara tiba tiba.

BACA JUGA: Paus Mati Keracunan 40 Kilogram Plastik di Filipina

Sementara itu, Kapolres Lumajang, AKBP Muhammad Arsal Sahban menduga paus itu mati karena memakan sampah plastik. “Dilihat dari bangkai tersebut, kemungkinan mamalia terbesar di lautan tersebut telah mati beberapa hari yang lalu," kata Arsal, Kamis 11 Juli 2019.

Menurutnya, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa lautan tercemar sampah plastik sehingga mengakibatkan paus ini mati karena memakan sampah plastik. "Ini adalah peringatan agar kita tidak membuah sampah plastik sembarangan, karena butuh 100 tahun untuk bisa terurai,” ujar Arsal.