Logo

Pasar Menelan Biaya Rp 133 Miliar Resmi Dibuka

Reporter:,Editor:

Selasa, 09 February 2021 05:20 UTC

Pasar Menelan Biaya Rp 133 Miliar Resmi Dibuka

PASAR: Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Supriyanto (kiri batik) bersama Ipong melihat isi bangunan pasar legi, Selasa 9 Februari 2021. Foto: Gayuh

JATIMNET.COM, Ponorogo – Mega proyek Pasar Legi Kabupaten Ponorogo yang menelan biaya biaya senilai Rp 133 milyar dengan anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) diresmikan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Selasa 9 Februari 2021.

Pasar yang menjadi gedung bangunan hijau berlantai empat dengan predikat utama atau tertinggi di Jawa Timur itu mampu 3.950 pedagang juga dilengkapi dengan berbagai pengamanan pencegahan kebakaran berupa hidrant dan alarm api.

“Diresmikannya ini maka bisa segera dioperasionalkan dan dengan begitu kehadiran pasar legi ini bagian dari untuk melaksanakan program pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Ipong, Selasa 9 Februari 2021.

Ia berharap kepada para pedagang untuk mau menjaga kebersihan dan ketertiban pasar agar selalu terjaga yang juga membuat pembeli selalu merasa aman dan nyaman. “Dipilihnya Selasa Legi, juga artinya pasar ini bisa menjadi legi bagi semua orang, semua pihak legi, juga bagi semua pedagang,” ujar ipong.

Baca Juga: Pedagang Protes Pengaturan Jumlah dan Zona di Pasar Legi Ponorogo

Sementara, Direktur Prasarana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Iwan Supriyanto menerangkan jika Pasar Legi Ponorogo memiliki sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif. Dimana dibeberapa titik bangunan telah dilengkapi dengan hydrant dan sprinkle serta alarm peringatan jika terjadi kebakaran.

“Zonasi itu salah satu upaya untuk memitigasi kejadian kebakaran jadi daerah yang punya resiko kebakaran tinggi punya proteksi khusus,” terang Iwan.

Selain itu dengan konsep bangunan hijau Pasar Legi Ponorogo memiliki keunggulan dalam menghemat energi listrik, dimana cahaya matahari bisa masuk kedalam seisi gedung pada siang hari. Sehingga meskipun lampu dimatikan didalam pasar cukup terang.

“Kita menggunakan sirkulasi yang ada. Beberapa titik kita buka, cross ventilasi kita atur, pengaturan ruangan, ketinggian. Penggunaan air juga demikian ada upaya seperti itu,” pungkas Iwan.