Selasa, 08 November 2022 13:00 UTC
Parade Surabaya Juang sudah masuk sebagai agenda nasional.
PARADE SURABAYA JUANG yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya pada Minggu, 6 November 2022, menjadi perhatian ribuan warga Surabaya. Sebab warga sudah memenuhi sepanjang rute parade heroik itu, mulai dari Jalan Pahlawan, Kramat Gantung, Gemblongan, Tunjungan, Yos Sudarso hingga depan Balai Kota Surabaya.
Tahun depan, menjadi Parade Surabaya Juang sudah masuk sebagai agenda nasional. Karena di event itu nantinya banyak agenda seperti Festival Rujak Uleg. Hal ini sudah masuk dalam proses kurasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemeritah pusat.
Jika sudah masuk event nasional, tentu promosi lebih meluas dan para pengunjung lebih banyak dari berbagai daerah. Sehingga di tahun 2023, Parade Surabaya Juang dan Festival Rujak Uleg itu menjadi daya Tarik wisatawan untuk hadir dan menyaksikannya.
“Jadi, di Surabaya itu ada dua event yang ditarik ke event nasional, yaitu Parade Surabaya Juang dan Rujak Uleg. Kalau Parade Surabaya Juang ini kan tidak dimiliki oleh daerah lainnya di Indonesia, dan hanya dimiliki oleh daerah yang mendapatkan julukan Kota Pahlawan,” kata Kepala Dinas Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Surabaya Wiwiek Widayati seusai parade.
“Tentunya, ini akan memperkokoh dan semakin menguatkan bahwa event ini tidak ada di daerah lain, selain di Kota Pahlawan ini,” imbuhnya.
Filosofi Parade Juang
Tahun ini, Parade Surabaya Juang diikuti oleh 3.500 peserta. Para peserta terdiri dari prajurit TNI, Polri, perangkat daerah di lingkup Pemkot Surabaya, berbagai komunitas sejarah dan pemuda, serta organisasi kemasyarakatan.
Dalam parade tersebut, Wali Kota Eri dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji serta jajaran Forkopimda Surabaya menunggangi kuda. Hal ini menjadi pembeda pagelaran Parade Surabaya Juang tahun ini. Biasanya, Wali Kota Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya serta Forkopimda Surabaya menaiki tank Anoa dalam event tersebut.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri menjelaskan filosofi dari acara Parade Surabaya Juang itu. Menurutnya, pada 10 November dulu, para pahlawan sudah mengajarkan kepada semuanya untuk berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan itu tanpa melihat suku, ras, dan agamanya.
Oleh karena itu, Kota Surabaya dengan budaya “Arek” nya, maka diharapkan akan bisa merebut kemerdekaan Surabaya dari kemiskinan, dari kebodohan, dan pengangguran. Hal itu bisa diwujudkan kalau pemerintah dengan masyarakatnya berjuang bersama-sama.
“Kalau kita berjuang bersama, pasti bisa merebut kemerdekaan itu, jangan berjuang hanya di satu sisi. Jadi sebenarnya, inti acara hari ini adalah kita ingin mengembalikan semangat kepahlawanan di hari kita semuanya. Itulah hikmah dan filosofi acara hari ini,” tegasnya.