Kamis, 17 June 2021 23:40 UTC
PENYEKATAN: Satgas Covid-19 Kota Surabaya mulai menerapkan screening atau penyekatan di pintu masuk Jembatan Suramadu sisi Kota Pahlawan, Kamis 10 Juni 2021. Foto: Restu/Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Pemkab Bangkalan dan Pemkot Surabaya sepakat menerapkan screening dan swab di kedua sisi Jembatan Suramadu, untuk melindungi warga Surabaya maupun Bangkalan, Madura dari penularan Covid-19.
Terkait hal tersebut, Pakar Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) Prof dr Pandu Riono berpendapat bahwa tujuan dari penyekatan di akses Suramadu adalah untuk membatasi mobilitas penduduk serta meningkatkan testing, tracing dan treatment.
Lebih mudahnya adalah untuk memutus mata rantai penularan dan penyebaran Covid-19. Apalagi, baru-baru ini ditemukan kasus mutasi varian baru dari hasil penyekatan.
"Dengan adanya virus baru ini, lebih bermutasi dan lebih menular, maka baik dari Bangkalan maupun Kota Surabaya benar-benar harus menjaga penduduknya agar tidak berimbas lebih banyak," kata Prof Pandu saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Baca Juga: Terkait Penanganan Covid-19 Ini Kata Tokoh Madura
Oleh sebab itu, Prof Pandu juga mendorong semua pihak agar bisa melakukan langkah preventif supaya virus ini tidak lebih meluas. Salah satu caranya adalah dengan memasifkan upaya testing, tracing dan treatment.
"Itu harus kerjasama antara Pemkab Bangkalan dan Pemkot Surabaya. Karena tujuannya sama, ingin saling menjaga dan saling melindungi agar perluasan virus ini tidak menyebar ke penduduk yang belum terkena," ia menerangkan.
Di sisi lain, Prof Pandu juga mengimbau pemerintah agar terus mengoptimalkan edukasi protokol kesehatan kepada masyarakat. Tentu cara edukasi yang dilakukan kepada warga Surabaya dan Bangkalan metodenya berbeda. Makanya dalam hal ini perlu ada keterlibatan tokoh masyarakat, serta tokoh agama sekitar.
"Ada budaya-budaya yang harus dipahami. Karena edukasi tanpa keterlibatan masyarakat, maka edukasinya tidak nyampai. Ini kita khawatir dianggap malah menghambat, memburuk-burukkan suatu kota atau kabupaten. Karena itulah kita harus mengajak masyarakat untuk edukasi yang sama bukan hanya pemerintah saja," ia mengingatkan.
Baca Juga: Covid Varian India Hasil Penyekatan Suramadu, Ini Pesan Khofifah
Sedangkan mengenai diterapkannya kebijakan screening dan swab di kedua arah Jembatan Suramadu, Prof Pandu pun menyatakan sepakat. Dia menilai bahwa kebijakan ini sebagai upaya melindungi penduduk, baik yang akan menuju Bangkalan, Madura, maupun Surabaya.
"Baik penduduk Surabaya atau Madura yang melakukan perjalananan ke Madura maupun sebaliknya itu harus melalui testing. Karena virus ini bisa kena kepada siapa saja," ia memaparkan.
Oleh karena itu, Prof Pandu kembali memastikan, bahwa kebijakan penyekatan di kedua sisi akses Suramadu itu sebagai bentuk perlindungan kepada masyarakat. Baik itu warga Bangkalan, Madura, maupun Surabaya.
Baca Juga: Penyekatan di Jembatan Suramadu Dinilai Efektif Tekan Laju Penyebaran Covid-19
"Semua ini dilakukan untuk melindungi warga. Jadi melalui itu (swab), kita jadi yakin tidak membawa virus, tidak menyebar ke keluarga. Karena klaster keluarga termasuk tinggi di Indonesia," ia mengungkapkan.
Di samping itu, Prof Pandu juga menyarankan agar kebijakan swab di kedua sisi akses Suramadu diberlakukan hingga angka positivity rate rendah. Misalnya, positivity rate telah mencapai di bawah 5 persen atau posisi 1 persen. Nah, setelah itu intensitas swab di penyekatan ini bisa dikurangi atau tidak dilakukan dalam tiap hari.
"Nah pengurangannya itu bisa tidak setiap hari. Jadi, mengurangi kegiatan testing. Jadi kalau tiap hari mau bolak-balik ke Madura itu setiap 3 hari sekali testing. Karena testingnya kan antigen, jadi kalau sudah negatif tidak perlu testing lagi baik yang dari Madura atau Surabaya," ia menyarankan.
