Selasa, 25 December 2018 02:00 UTC
Menteri ESDM Ignasius Jonan (tengah) saat meninjau kesiapan Terminal BBM Surabaya jelang Natal dan Tahun Baru. Foto: Baehaqi Almutoif
JATIMNET.COM, Surabaya - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menyebutkan potensi keuntungan yang bisa diraup dari aktivitas pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, Papua masih sangat besar. Potensi tersebut bisa diperoleh dari hasil tambang berupa tembaga.
Menurut Jonan, perkembangan mobil dan motor listrik sebagai bagian dari kampanye kendaraan ramah lingkungan dengan menggunakan energi terbarukan yakni listrik, membuka peluang perdagangan tembaga masih memiliki masa depan cerah.
“Kami yakin kendaraan listrik akan berkembang, akan membutuhkan copper (tembaga) yang lebih besar," kata Jonan di Surabaya, Senin 24 Desember 2018. Belum lagi, kata Jonan, pertumbuhan infrastruktur kelistrikan untuk pengisian daya kendaraan listrik.
"Kalau kendaraan listrik tumbuh lebih besar, pasti infrastrukturnya juga akan lebih besar,” ujarnya. Jonan meyakini potensi batangan tembaga yang dihasilkan dari pertambangan ini masih sangat besar.
BACA JUGA: 51,2 Persen Saham Freeport Sudah Dibayar Lunas
Ditambah lagi dengan janji PT Freeport untuk menyelesaikan menyelesaikan pembangunan pabrik pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) di Gresik, Jawa Timur lima tahun mendatang sebagai salah satu permintaan Presiden Joko Widodo pasca divestasi.
Tidak hanya itu, Jonan juga menilai, PT Inalum (persero) yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan akuisisi 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia tentunya memiliki konsultan. Yang secara internasional bisa mengukur valuasi perusahaan di pasar internasional menguntungkan atau tidak.
“Kemarin itu misalkan pak presiden bilang, sudah Pak Jonan yang 51 persen anda ambil saja. Ya saya ambil. Kalau anda (merujuk ke wartawan) bertanya mampu tidak cari utangan USD 3,8 milliar. Saya mampu. Bahkan saya terimakasih sekali. Walaupun pak presiden bilang harus berhenti jadi menteri. Saya berhenti menjadi menteri,” kata Jonan.
BACA JUGA: Freeport Bisa Sumbang Penerimaan Negara Lebih Besar
Pernyataan Jonan itu seperti menjawab keraguan mengenai keuntungan mengenai hasil tambang PT Freeport Indonesia. Terlebih setelah 45 tahun hanya mengusai 9,36 persen, kini Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Inalum (persero) berhasil memiliki 51,2 persen saham perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
Selain itu, aktivitas pertambangan di Tembagapura, Mimika, Papua sudah berjalan puluhan tahun. Sehingga, penggalian telah menghasilkan lubang cukup dalam.