Jumat, 28 December 2018 14:56 UTC
Ilustrasi. Foto: BNPB
JATIMNET.COM, Serang - Menteri ESDM, Ignatius Jonan memastikan akan memasang alat pengukur ketinggian ombak untuk mengantisipasi gelombang yang naik secara mendadak.
"Alat ini bisa menjadi bahan untuk pemerintah agar bergerak cepat mengimbau warga apabila terjadi ketinggian ombak secara mendadak,” kata Ignatius Jonan usai melakukan peninjauan di Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau, di Serang, Jumat 28 Desember 2018.
Menurutnya, aktivitas Gunung Anak Krakatau pada Desember 2018 tidak ada seperempatnya dibandingkan dengan September 2018. Ia menyebut, jika tsunami terjadi karena letusan Gunung Anak Krakatau, maka seharusnya pada September 2018 bisa terjadi lebih besar. Namun menurutnya, pada saat itu tidak ada kenaikan gelombang ombak secara mendadak.
"Kita akan koordinasikan terlebih dahulu penyebab dari tsunami. Kejadian tsunami tanpa gempa adalah hal baru," katanya.
BACA JUGA: Tsunami Selat Sunda Pengaruhi Wisata Snorkeling di Gili Ketapang
Ia menambahkan, terkait perlengkapan yang dimiliki Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau, akan memberikan pinjaman alat dari tempat lain agar sesuai prosedur dan memiliki validitas kuat.
"Karena ada beberapa alat sudah ada yang rusak, jika dilakukan pengadaan akan memakan waktu yang lama," katanya.
Ignatius mengatakan, dalam waktu dekat Kementerian ESDM juga akan melakukan kerja sama data dengan pihak luar negeri untuk memperkuat akurasi terkait perkembangan Gunung Anak Krakatau. "Kita juga sudah melakukan sharing data dengan Jepang, Australia, Amerika dan satelit agar data yang dikelola sesuai dengan prediksi, katanya.
Selain itu, Kementerian ESDM juga berjanji akan menambah dua alat seismograph yang akan ditempatkan di Pulau Panjang dan Pulau Rakata sebagai bagian dari lingkar komplek Gunung Anak Krakatau.
"Dengan penambahan alat ini juga akan menambah informasi jika terjadi gempa," katanya.