Sabtu, 05 January 2019 04:00 UTC
Ilustrator: Cheppy Changgih
JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya yang juga Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana disebut-sebut memiliki kans cukup besar melanjutkan kepemimpinan Tri Rismaharini sebagai wali kota.
Namun sepertinya pria kelahiran Surabaya itu masih enggan berbicara lebih jauh tentang Pemilihan Wali Kota (Pilwali). Ia mengaku memilih berkonsentrasi mengamankan suara PDI Perjuangan di kota pahlawan.
“Kalau saya konsentrasi dulu di pileg (pemilihan legislatif) dan pilpres (pemilihan presiden),” ujar Whisnu, Sabtu 4 Januari 2019.
Di pemilihan gubernur (Pilgub) 2018, pasangan calon yang diusung PDI Perjungan kala itu, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno kalah dari lawannya Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.
BACA JUGA: Whisnu Kandidat Kuat Wali Kota Surabaya
Hasil rekapitulasi KPU Surabaya, Gus Ipul-Puti mengumpulkan 560.848 suara, dan Khofifah-Emil 579.246 suara.
Namun, Whisnu menolak jika hasil Pilgub dipakai acuan menghadapi pileg. Menurutnya, saat itu partainya bergerak sendirian untuk memenangkan Gus Ipul-Puti. Sedangkan Khofifah-Emil banyak partai yang bergerak memenangkannya.
“Kalau suara itu dilihat dari hasil Pilgub kemarin, suara yang ada di sana itu (Khofifah-Emil) dibagi dengan seluruh partai, sementara kita sendirian, ya menang telak lah,” urainya.
Meski indikator pilgub tidak bisa dipakai sebagai acuan, karena ada aspek lain yakni sebagai penguasa parlemen dengan 15 kursi. Tetapi bukan berarti Whisnu bisa bernafas lega. “Kami ingin menang di Pileg dulu,” tegasnya.
BACA JUGA: Pilwali Surabaya, Golkar Targetkan Usung Kader Sendiri
Whisnu menyerahkan keputusan Pilwali 2020 pada DPP PDI Perjuangan. Dirinya tak mau mendahului apa yang sudah menjadi keputusan pengurus pusat. Yang terpenting baginya sekarang adalah memenangkan partai pimpinan Megawati Soekarno Putri di Surabaya.
Banyak kalangan yang menyebut Whisnu sebagai salah satu kandidat kuat di Pilwali 2020. Dia pun mulai terlihat di depan umum.
Seperti ketika kehadirannya saat kejadian Jalan Raya Gubeng ambles pada 2 hari pasca-kejadian. Belum lagi keterlibatannya untuk menangani Persebaya Surabaya. Dia seringkali berada diantara Bonek, pendukung setia Persebaya.
Untuk Bonek, Whisnu menuturkan sudah biasa berkomunikasi dengan Bonek. “Kalau ini sudah biasa mendengar apa yang diinginkan teman-teman Bonek,” tandasnya.