Logo

BMKG Pastikan Tsunami Selat Sunda Karena Anak Krakatau

Reporter:

Senin, 24 December 2018 14:10 UTC

BMKG Pastikan Tsunami Selat Sunda Karena Anak Krakatau

Kondisi pasca tsunami di Selat Sunda. Foto: BNPB

JATIMNET.COM, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan tsunami yang terjadi di Selat Sunda pada Sabtu 22 Desember 2018 malam disebabkan longsoran dari reruntuhan lereng Gunung Anak Krakatau.

"Dari pantauan citra satelit terjadi deformasi Gunung Anak Krakatau yang menunjukkan luas 64 hektare terutama pada lereng barat daya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya saat jumpa pers, Senin 24 Desember 2018.

Deformasi atau perubahan bentuk pada permukaan tubuh Gunung Anak Krakatau yaitu runtuhan tersebut dikatakan Dwikorita disebabkan pengaruh getaran atau tremor dari aktivitas vulkanik.

Kondisi tersebut juga diperparah dengan cuaca ekstrem yang terjadi berupa gelombang tinggi dan curah hujan yang tinggi yang sudah dikeluarkan peringatan dini oleh BMKG sehari sebelumnya.

BACA JUGA: Tim SAR Gabungan Terus Menemukan Korban Tsunami Selat Sunda

"Fenomena ini diperkuat dengan analisis model empat tide gauge yang memperlihatkan bahwa sumber energi tsunami itu berasal dari Selatan Gunung Anak Krakatau," ujar Dwikorita.

Tsunami menerjang Banten dan Lampung pada Sabtu 22 Desember 2018 malam tanpa didahului gempa bumi sehingga diduga terjadi akibat aktivitas vulkanik dari Gunung Anak Krakatau.

BNPB menyebtu, data sementara dampak bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda hingga Senin 24 Desember 2018 pukul 17.00 WIB, tercatat 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka, 128 orang hilang, dan 5.665 orang mengungsi.

Sedangkan, kerugian fisik akibat tsunami meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan vila rusak, 420 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung dan toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak. (ant)