Logo

Banjir Banyuwangi Terjang Sawah dan Kandang Ayam

Reporter:,Editor:

Senin, 07 January 2019 11:22 UTC

Banjir Banyuwangi Terjang Sawah dan Kandang Ayam

Banjir menggenangi sawah di tiga desa di Banyuwangi akibat hujan deras yang turun sejak Minggu sore hingga malam. Foto: Ahmad Suudi.

JATIMNET.COM, Banyuwangi – Hujan deras yang mengguyur Banyuwangi pada Minggu 6 Januari 2019 menyebabkan banjir. Hujan yang turun sejak sore hingga pukul 22.00 WIB itu menghanyutkan kandang ayam dan menggenangi puluhan hektar lahan pertanian.

“Kerugian total belum diketahui. Tapi kisarannya Rp 250-Rp 300 juta,” kata Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram Suryadi, Senin 7 Januari 2019.

Dia menambahkan banjir menghanyutkan ayam beserta kandangnya, serta rumah dan isinya turut terseret banjir. Banjir melanda Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar hingga ketinggian 30 cm.

Di Kecamatan Muncar banjir menerjang tiga desa, yakni Kedungringin, Kedungrejo dan Tapanrejo. Namun banjir di Kawasan Muncar sudah mulai surut sejak Senin pagi.

BACA JUGA: Desa Alas Malang Banyuwangi Diterjang Banjir

Di sisi lain pihaknya memperkirakan ada 40 hektare luas lahan pertanian di Wongsorejo yang terendam banjir. Menurutnya padi yang sudah berusia 30 hari ini tidak menyebabkan gagal panen, lantaran padi masih bisa berdiri tegak setelah air surut.

Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi Ilham Djuanda mengatakan air limpahan banjir masuk ke sawah di Muncar maupun Wongsorejo.

Dari data yang ia tunjukkan, sedikitnya 5,5 hektare sawah di Muncar dan 0,75 hektare lahan padi dan jagung di Wongsorejo terkena banjir dengan kerusakan ringan hingga sedang.

“Alhamdulillah tidak ada potensi gagal panen. Air sudah surut, namun kami akan tetap memantau,” katanya. Dia menambahkan kerusakan tanaman tergantung intensitas hujan.

BACA JUGA: 80 Rumah Di Banyuwangi Terdampak Banjir

Ilham menjelaskan padi memang membutuhkan pasokan air yang lebih dibanding tanaman lain. Namun di musim hujan, padi kurang mendapat sinar matahari sehingga mudah terkena hama penyakit. Dampaknya bobot padi bisa berkurang setelah panen.

Pada saat bersamaan, warga Dusun Karangbaru, Desa Alasbuluh, Ngatemi (60) ditemukan tewas. Warga menemukan jenazahnya 30 meter dari tempat ia biasa menyeberang sungai.

“Kami belum bisa memastikan, apakah almarhum terpeleset atau terseret arus. Dugaan kami beliau terpeleset lalu terbawa arus sungai,” tutup Eka Muharram.