Selasa, 08 January 2019 02:12 UTC
Ilustrasi Pilwali.
JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana punya kans besar menggantikan Tri Rismaharini menjadi orang nomor satu di Surabaya. Pengalaman mendampingi Risma hampir dua periode, dan posisinya sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan membuatnya dijagokan banyak orang maju di pemilihan wali kota (Pilwali) 2020.
Namun mantan Wakil Ketua DPRD Surabaya itu selalu irit bicara ketika ditanya ihwal pilwali tahun depan. Bahkan cenderung enggan membahasnya. Padahal sejumlah nama mulai bermunculan, dan disebut-sebut siap bertarung di pemilihan kepala daerah (Pilkada) Surabaya tahun depan.
Whisnu punya alasan mengapa selama ini tidak mau bicara soal Pilkada Surabaya. Ia menunggu landasan hukum penyelenggaraan Pilwali disahkan sebelum lebih jauh bicara. "Undang-undang soal Pilwali belum ada. Apakah nanti ada atau tidak (Pilkada Surabaya), kita juga tidak tahu," ujar Whisnu, Selasa 8 Januari 2018.
BACA JUGA: Enggan Bicara Pilwali Surabaya, Whisnu Konsentrasi Pileg Dan Pilpres
Hingga sekarang, lanjutnya, belum ada titik terang aturan mana yang dipakai untuk penyelenggaraan Pilkada 2020. Karenanya, dia memilih tidak mau membahas baik sebagai individu maupun pimpinan partai berlambang kepala banteng di wilayah Surabaya.
"Kalau sudah ada Pilwali 2020 bahwa nanti menggunakan undang-undang pilkada ini, baru saya bicara," bebernya.
Fokus Whisnu saat ini adalah pilpres dan pileg. Target yang dibebankan kepada DPC PDI Perjuangan terbilang cukup berat, yakni memenangkan Pasangan Calon Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan raihan suara 80 persen di pilpres.
"Hasil survei masih di angka 70 persen, ada 10 persen yang harus digenjot," ungkapnya.
BACA JUGA: Whisnu Kandidat Kuat Wali Kota Surabaya
Untuk menutupi kekurangan itu, Whisnu mengaku telah menggerakkan semua kader di tingkat akar bawah melakukan sosialisasi. Seluruh calon legislatif telah diinstruksikan bergerak dari pintu ke pintu.
Sementara untuk pileg, DPC PDI Perjuangan Surabaya ditarget meraih 30 kursi. Dua kali lipat dari perolehan pilkada 2014 yang mencapai 15 kursi. "Suvei kami meraih di atas angka 35 kursi," kata Whisnu.
Sekadar diketahui, pada Pileg DPRD Surabaya, jumlah kursi yang diperebutkan meningkat 5 kursi dari sebelumnya 50 kursi. Dengan begitu peningkatan perolehan dua kali lipat dinilai masih wajar.