Selasa, 02 February 2021 11:40 UTC

PASANGAN POLITISI. Ning Nurul dan Gus Yani saat Pilkada 2020 lalu. Foto: Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik – Musyawarah Cabang (Muscab) DPC PKB Gresik bakal dihelat Mei 2021 mendatang. Sejumlah nama kandidat mulai muncul untuk meramaikan pemilihan pucuk pimpinan partai pemenang Pemilihan Legislatif (pileg) 2019 di Gresik tersebut.
Sejumlah pejabat dan kader PKB yang digadang-gadang antara lain Ketua DPRD Gresik Mohamad Qodir, Wakil Bupati Gresik Mohamad Qosim, Sekertaris DPC PKB Gresik Imron Rosaydi, dan Bupati Gresik terpilih, Fandi Akhmad Yani.
Di luar nama-nama itu, kini juga muncul calon alternatif dari kalangan perempuan. Salah satunya, Nurul Haromaini, atau sering disapa Ning Nurul. Nurul adalah istri dari Bupati Gresik terpilih, Fandi Ahmad Yani. Nurul juga putri dari pengasuh Ponpes Bumi Sholawat, Sidoarjo, KH. Agoes Ali Masyhuri. Nurul bisa jadi calon alternatif karena selama ini kepemimpinan partai politik didominasi laki-laki.
BACA JUGA: Dua Kader PKB Maju di Pilbup Gresik, Pendukung Pecah
Ketua PAC PKB Gresik Syaikhu Busiri mengatakan PKB memiliki sumber daya manusia yang sangat banyak dan mumpuni untuk bisa mengembalikan kejayaan partai di era 2004-an.
Menurut Syaikhu, Nurul bisa jadi ‘angin segar bagi PKB Gresik. Selain perempuan, ia juga masih muda dan alumnus Universitas Airlangga, Surabaya, yang besar di lingkungan pondok pesantren.
BACA JUGA: DPRD Gresik Umumkan Pergantian Jabatan Bupati dan Wakil Bupati Lama
"Bagi saya itu sangat baik, apalagi orang pondok masih muda dimunculkan. Besar dari lingkungan ponpes membuat Ning Nurul ini kerap bersinggungan dengan organisasi dan leadership dari pimpinan parpol. Otomatis sudah siap karena lingkungan itu membentuk karakter seorang Ning Nurul," kata legislator PKB Gresik ini, Selasa, 2 Februari 2021.
Syaikhu yakin Nurul punya potensi besar untuk membawa gerbong menuju masa kejayaan PKB di masa 2004.
"Karena Ning Nurul telah dibentuk lingkungan untuk menjadi seorang pemimpin, apalagi Gus Ali sebagai salah satu pendiri PKB bersama almaghfurlah Gus Dur, tentu didalam darah Ning Nurul juga mengalir kuat dzurriyah (keturunan) itu," ujarnya.
