Jumat, 04 December 2020 06:20 UTC
HOTEL: Di tengah pandemi, hotel mengalami keterpurukan. Seiring dengan era new normal sejumlah hotel di Kota Surabaya okupansi-nya sudah mulai membaik salah satunya Quest Hotel Darmo Surabaya. Foto: Restu
JATIMNET.COM, Surabaya - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah akibat pandemi Covid-19 membuat geliat sektor pariwisata lesu dan tingkat okupansi bisnis perhotelan menjadi menurun. Namun belakangan, dengan diberlakukannya era new normal dinilai sangat berdampak pada peningkatan okupansi sejumlah perhotelan di Surabaya khususnya.
Dampak itulah yang juga dirasakan salah satunya oleh Quest Hotel Darmo Surabaya . Public Relation Officer, Melly Aruni mengatakan, untuk tingkat okupansi hotelnya saat ini sudah lumayan membaik dibanding beberapa bulan sebelumnya.
“Semula kita hanya sekitar 20 persen saja untuk okupansinya, tapi sekarang kita sudah bisa mencapai di 50 - 80 persen. Yang 20 persen itu waktu awal Corona dan saat pandemi, jadi benar-benar low ocupancy sampai tutup hotelnya,” kata Melly saat ditemui di lobby hotel, Kamis 3 Desember 2020.
Ia mengaku juga sempat menurunkan price room menginap selama pandemi ini hanya untuk menaikkan okupansi yang sempat turun saat awal Corona terjadi dan PSBB berlangsung.
BACA JUGA: Disbudpar Jatim Klaim Okupansi Hotel Mencapai 70 Persen
“Tapi meskipun sekarang telah memasuki era new normal dan okupansinya berangsur meningkat, namun kami masih kesulitan untuk menaikkan harga kembali ke normal price (sebelum adanya pandemi). Untuk pengunjungnya pun masih didominasi oleh tamu-tamu menginap dari Surabaya dan beberapa juga dari luar kota sekitaran Jawa Timur saja,” ia memaparkan.
Kendati demikian, Melly menyebut tidak ingin mengendorkan sejumlah protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah kota, yakni 3M. Bahkan, untuk menghindari kontak fisik antara tamu dengan karyawan hotel, telah diberlakukan pula scan QR Code.
“Kita juga batasi untuk lokasi tamu yang bisa menimbulkan kerumunan, seperti di lobby, restaurant, swimming pool, maupun meeting room. Untuk registration card saat proses check in di resepsionis hingga segala bentuk informasi yang dibutuhkan tamu saat menginap dapat dilakukan dengan scan barcode yang telah disediakan di hotel, kita ganti semua dengan itu,” ia menjelaskan.
Adapun untuk libur Natal 2020 dan tahun baru 2021 (Nataru), Melly menyebut akan tetap membuka semua jumlah kamar yang tersedia. Hanya saja penggunaan ruang meeting, swimming pool, dan restaurant yang akan dibatasi penggunaannya.
“Target pengunjung untuk Natal dan tahun baru kurang lebih sekitar 100 orang. Ini jauh lebih menurun dibandingkan tahun lalu karena melihat kondisi dan situasi pandemi ini juga, sehingga tidak mungkin bisa maksimal seperti tahun lalu,” ia memungkasi.
