Senin, 14 October 2019 08:20 UTC
KOLEKTOR BAMBU. Museum bambu Mbah Warno di Ponorogo ini mengoleksi sektiitar 800 bentuk bambu unik dari berbagai jenis. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo – Sosok Sulardi Warno (48), yang juga biasa dipanggil Mbah Warno memiliki sekitar 800 bentuk bambu dari berbagai jenis. Bambu-bambu beraneka bentuk tersebu ditempatkan dalam sebuah ruangan berukuran 3x6 meter yang disebutnya museum bambu.
Baginya, bambu tak hanya sekadar pohon biasa yang hanya dapat dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan dan juga rumah. Mbah Warno, yang tinggal di Desa Karangan, Kecamatan Badegan, Kabupaten Ponorogo ini mengatakan, bambu juga mempunyai daya tarik tersendiri utamanya dari segi bentuk dan daya magisnya.
“Tak hanya bambu petuk, semua jenis bambu memiliki keunikan dan petuah tersendiri,” katanya, Senin 14 Oktober 2019.
BACA JUGA: Warga Ponorogo Ciptakan Encek untuk Bungkus Daging Kurban
Mbah Warno mengaku memiliki beragam bentuk bambu seperti trisula, naga, serta bambu, yang dipajang di museumnya.
“Semua bambu yang saya koleksi ada namanya. Bahkan untuk penamaan setiap bentuk bambu ada pakemnya dari para sesepuh bambu, tidak bisa sembarangan,” kata Mbah Warno.
Ia menceritakan, ketertarikan dia pada dunia bambu berawal ketika dirinya secara tak sengaja bisa berkomunikasi dengan ruh bambu yang meminta Mbah Warno untuk mengambil dan merawatnya.
Mbah Warno kemudian mendapat pesan lagi dari ruh bambu lainnya untuk merawat juga sehingga semakin bertambahlah koleksinya.
BACA JUGA: Reog Jazz di Atas Telaga Ngebel Pukau Ribuan Pengunjung
Dalam mencari bambu berbagai bentuk dan jenis, Mbah Warno rela pergi berhari-hari ke luar kota untuk mencari. Tidak lupa dengan membawa peralatan potong bambu seperti gergaji dan sabit yang selalu dibawanya.
Ketika Mbah Warno ingin menjelajah suatu tempat untuk menambah koleksi bambunya, ia terlebih dahulu akan memastikan apakah di tempat tersebut memang terdapat ruh bambu yang bisa ia ambil kemudian ia rawat.
“Saat itu ruh bambu tersebut bilang kepada saya untuk cukup merawatnya saja, dia juga bilang dengan merawat bambu akan mebawa berkah tersendiri,” ujarnya.
Tantangan seperti bertemu dengan ular, kalajengking, kelabang dan hewan-hewan yang mendiami rumpun bambu sudah sering ia temui dan hadapai. Namun dengan niatan ikhlas tantangan tersebut selalu bisa dihadapi dan berhasil mendapatkan bambu uniknya.
BACA JUGA: Buruh Migran dan Perselingkuhan Dominasi Perceraian di PA Ponorogo
Meski koleksi bambunya yang mencapai ratusan, ia tidak pernah sekalipun menjual bambu petuah miliknya. Malah akan diberikan kepada orang lain jika memang bambu tersebut memintanya untuk dirawat orang lain.
“Asal orang tersebut benar-benar bisa merawat bambunya,” imbuhnya.
Bapak lima anak ini menuturkan, dalam merawat bambu koleksinya cukup dibersihkan setiap hari dan dilapisi dengan pernis agar bambunya tidak lapuk. Untuk perawatan secara spiritual ia rutin membakar dupa 3-5 batang di waktu-waktu tertentu.
“Tujuan saya membuat museum ini juga untuk mengenalkan kepada masyarakat jika bambu unik itu bukan hanya bambu petuk, melainkan ada banyak bambu dari jenis lainnya,” pungkasnya.