Logo

Mojokerto Pertahankan Larung Saji

Simbol Sukur Atas Kemerdekaan Bangsa Indonesia
Reporter:,Editor:

Sabtu, 10 August 2019 06:55 UTC

Mojokerto Pertahankan Larung Saji

DIDOAKAN: Larung juga didoakan terlebih dahulu sesepuh Purwasura Adiluhung Mojokerto di pinggiran sungai brantas. Foto: Karina.

JATIMNET.COM, Mojokerto - Tradisi larung saji tetap jadi prioritas utama dalam segala wujud rasa sukur, termasuk di Kota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.

Kali ini larung saji diperuntukkan untuk menyambut hari ulang tahun ke 74 Republik Indonesia tanggal 17 Agustus nanti. Pelarungan saji di Sungai Brantas sebagai simbol dari wujud rasa sukur tiga unsur yang ada di bumi, yaitu unsur atas, tengah, dan unsur bawah.

Larung saji berisi jajanan pasar yang disediakan di sebuah nampan sebagai simbol atas yang terdiri dari matahari, api, dan udara. Sedangkan unsur tengah disimbolkan dengan buah-buahan, ingkung (panggangan satu ekor ayam) mewakili makhluk yang hidup di bumi.

BACA JUGA: Pohon Berakar Seribu Harapan Desa Begagan Mojokerto

Terakhir unsur bawah yaitu tanah disimbolkan dengan sesaji polo pendem yang terdiri dari singkong, dan ubi-ubian. Ketiga unsur tersebut merupakan simbol wujud doa dan harapan terhadap Tuhan YME agar Bangsa Indonesia dan khususnya Kota Mojokerto selalu berada dalam kesuburan, guyub, dan bersatu.

Sebelum dilarung, sesaji diarak sejauh kurang lebih lima km dimulai dari Kantor Pemerintahan Kota Mojokerto menuju Taman Brantas Indah (TBI) Mojokerto, sejak pukul 06.00 wib.

Selain diarak sepanjang jalan Kota Mojokerto, larung juga didoakan terlebih dahulu sesepuh Purwasura Adiluhung Mojokerto di pinggiran sungai brantas, sebelum dilarung petinggi-petinggi Kota Mojokerto.

BACA JUGA: Ada Pembakaran Patung Buddha di Maha Vihara Mojopahit

Purwanto (38) Ketua Lembaga Purwasura Adiluhung Mojokerto mengatakan, larung saji kali ini merupakan simbol sambut rasa sukur terhadap Tuhan YME terhadap bangsa Indonesia khususnya Mojokerto yang subur dan makmur.

"Semoga kedepan dengan ritual larungan saji ini, Tuhan YME semakin memberikan kesuburan, guyub, dan bersatu dalam membangun Mojokerto menjadi lebih baik seterusnya," ungkapnya selepas mempersiapkan prosesi pelarungan saji di aliran Sungai Brantas, Sabtu 10 Agustus 2019.

Uniknya semua bahan sesajian bisa dimakan oleh masyarakat sekitar, setelah didoakan, dan dilarung. Nampak sejumlah warga menanti di pinggir sungai sesaji yang dilarung Purwasura, dan sejumlah pejabat Kota Mojokerto. Hal ini membuktikan keragaman budaya, adat istiadat di Indonesia tetap menjadi alat pemersatu Bangsa Indonesia.