Sabtu, 30 May 2020 14:40 UTC
MOBIL LAB. Mobil laboratorium uji Covid-19 bantuan BNPB saat tiba di Surabaya, Rabu, 27 Mei 2020. Mobil ini berisi layanan uji swab Covid-19 dengan metode PCR secara cepat. Foto: Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
JATIMNET.COM, Surabaya – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akhirnya angkat bicara terkait pertimbangan memindahkan sementara mobil laboraturium bio saftety level 2 milik BNPB ke Tulungagung dan Sidoarjo, Jumat, 29 Mei 2020 lalu.
Menurut mantan Menteri Sosial itu, Tulungagung memiliki jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 593 orang atau terbanyak kedua setelah Surabaya. Angka kematian PDP di Tulungagung juga tinggi, mencapai 175 orang.
"Separuhnya (pasien PDP) itu sudah meninggal tapi belum sempat dites, keburu meninggal," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu, 30 Mei 2020.
Sementara untuk Sidoarjo, kata dia, hanya memiliki kapasitas tes swab atau tes Polymerase Chain Reaction (PCR) 16 spesimen per hari. Sedangkan jumlah pasien positif Covid-19 di tetangga Surabaya itu terbanyak kedua setelah Kota Pahlawan dengan 632 orang.
BACA JUGA: Risma Kecewa, Mobil Lab Covid-19 BNPB Dialihkan ke Daerah Lain
“Pasti sangat jauh dari apa yang diharapkan untuk memberikan percepatan penanganan Covid-19,” katanya.
Menurut Khofifah, Surabaya memiliki tujuh laboraturium besar. Meski di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga masih rehat, masih ada RSUD dr. Soetomo, RS Premier Surabaya, RS National Hospital, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya yang memiliki lab tes Covid-19.
Bila semua laboratorium itu dimaksimalkan, menurutnya, masih bisa membantu penanganan Covid-19 di Surabaya. "Kalau ini dimaksimalkan sesungguhnya akan memberikan percepatan konfirmasi dari spesimen yang dites PCR," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan tidak ada pesanan dari Pemkot Surabaya agar kedua mobil laboraturium te Covid-19 milik BNPB tersebut berada di Kota Pahlawan. Staf Dinas Kesehatan Surabaya yang ditugaskan berkoordinasi dengan Tim Gugus Tugas Covid-19 Jatim tidak menyampaikan jadwal di hari Jumat, 29 Mei 2020.
BACA JUGA: BIN Bantu Pemkot Surabaya Tes Cepat dan Swab Massal
Mobil pun digeser ke Lamongan dan Tulungagung atas pertimbangan jumlah PDP yang spesimennya belum dites di dua daerah itu cukup banyak. Namun tiba-tiba Jumat pagi, staf Dinas Kesehatan Surabaya justru meminta mobil tetap di Surabaya.
Terlepas dari kisruh mobil tersebut, perkembangan jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Timur per Sabtu 30 Mei 2020 bertambah 191 orang. Dengan begitu total pasien positif Covid-19 di Jatim menjadi 4.600 pasien.
Tambahan paling banyak adalah Surabaya dengan 101 pasien, Sidoarjo 23 pasien, Kabupaten Kediri 10 orang, Lamongan dan Jombang masing-masing delapan pasien. Kemudian Tulungagung dan Ponorogo masing-masing tujuh orang.
BACA JUGA: Tiba di Jatim, Mobil Lab PCR Ditarget Tes 500 Spesimen Pasien Covid Per Hari
Lalu Gresik lima orang, Bojonegoro empat orang, Bangkalan tiga orang, Nganjuk dan Kota Mojokerto masing-masing dua orang. Trenggalek, Banyuwangi, Sumenep, Pacitan, Pamekasan, Kota dan Kabupaten Probolinggo, Kota Malang, Tuban, dan Jember masing-masing satu pasien.
Tidak hanya pasien positif bertambah, jumlah yang sembuh juga bertambah 20 orang menjadi 609 orang atau setara 13,24 persen. Sedangkan yang meninggal hari ini 24 orang, sehingga total yang meninggal 396 orang atau setara 8,61 persen.
Jumlah PDP 6.595 orang dan yang masih diawasi 3.174 orang. Kemudian jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) 24.180 orang dan yang masih dipantau 4.081 orang.
