Rabu, 17 November 2021 12:20 UTC
Logo Milad Muhammadiyah tahun 2021 ke-109. Dok: PP Muhammadiyah
JATIMNET.COM, Jember – Untuk kedua kalinya, Muhammadiyah menggelar milad atau hari lahir dalam suasana pandemi. Muhammadiyah akan menggelar resepsi perayaan milad ke-112, Kamis, 18 November 2021 dengan disiplin protokol kesehatan.
“Untuk perayaan milad di tingkat nasional akan dilakukan secara daring dan luring. Yakni dari Yogyakarta yang diikuti seluruh warga dan simpatisan Muhammadiyah baik dari dalam maupun luar negeri,” ujar Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Kusno saat dihubungi, Rabu, 17 November 2021.
Muhammadiyah didirikan dari Kampung Kauman, Yogyakarta, pada 18 November 1912 atau 9 Dzulhijjah 1330 Hijriah oleh KH Ahmad Dahlan. Dalam penanggalan tahun masehi, Muhammadiyah besok genap berusia 109 tahun. Adapun dalam penanggalan hijriah, Muhammadiyah sudah berusia 112 tahun.
BACA JUGA: Pandemi, Sekolah Muhammadiyah di Gresik Tetap Berlakukan Pembelajaran Daring
"Kita besok mengikuti resepsi Milad dari Yogyakarta secara daring mulai pukul 08.00 sampai 13.00 WIB, " kata Kusno.
Untuk di Jember, Muhammadiyah menggelar resepsi milad besok hampir sepenuhnya secara daring. “Kita hanya silaturahmi terbatas di amal jemaah kita dan menghindari pengumpulan massa,” kata Kusno.
Optimisme menghadapi pandemi menjadi tema utama dalam Milad Muhammadiyah kali ini dengan tajuk “Optimis Menghadapi Covid-19, Menebar Nilai Utama”.
“Muhammadiyah mengajak seluruh masyarakat khususnya warga dan simpatisan untuk tetap optimis menghadapi pandemi dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ini adalah ujian yang harus kita hadapi bersama dan pasti akan berakhir,” ujar pria yang sehari-hari menjabat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mayang ini.
BACA JUGA: Muhammadiyah Covid-19 Command Center Gresik Gelar 6.000 Dosis Vaksinasi
Selain optimisme sebagai energi menghadapi pandemi, Muhammadiyah juga mengajak seluruh warga dan simpatisannya menebar nilai-nilai agama di kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk merawat kebhinekaan di Indonesia.
“Kita ingin merawat persatuan yang kokoh dalam kehidupan berbangsa dan menghentikan kebohongan serta pencitraan semua. Semuanya dilakukan dengan berbasis pada nilai-nilai tauhid dan kemanusiaan yang universal secara elegan,” kata pria asal Lamongan ini.