Jumat, 10 April 2020 01:00 UTC
KELUAR: Agus Hamdani (kaos putih) bersama beberapa pengurus PSI Jember yang menyatakan keluar dari partai.
JATIMNET.COM, Jember - Baru sekali mengikuti kancah politik, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jember terancam bubar. Seluruh pengurus dan kader DPD PSI Jember menyatakan keluar dari partai yang identik dengan anak muda tersebut.
Pernyataan sikap mundur dari PSI ini disepakati setelah seluruh pengurus mengadakan rapat maraton pada Kamis, 09 April 2020 di markas PSI Jember.
"Kita rapat dari pukul 10:00 WIB hingga jelang maghrib. Seluruh uneg-uneg disampaikan, hingga akhirnya kita mencapai satu kesepakatan bersama, keluar dari PSI dan tidak akan bergabung ke partai manapun," ujar Agus Hamdani, Ketua DPD PSI Jember, saat dikonfirmasi Jatimnet.com pada Kamis 9 April 2020.
BACA JUGA: Fraksi Partai Golkar Jatim Larang Anggotanya Lakukan Kunker
Faktor utama yang memicu kekecewaan seluruh pengurus PSI Jember adalah sikap DPP PSI yang selama setahun terakhir ini, dianggap mengabaikan mereka.
"Sejak usai pemilu April 2019, kita sama DPP dibiarkan begitu saja. Tidak ada komunikasi atau bimbingan apapun. Padahal kita ini masih politisi pemula yang butuh bimbingan," tutur Agus.
Padahal, sesaat setelah mendeklarasikan kalah dalam Pemilu 2019, Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie sempat berjanji, bahwa PSI akan tetap menyapa masyarakat, tanpa harus menunggu pemilu akan digelar. Kondisi pandemi Covid-19 juga menambah kekecewaan pengurus PSI kepada DPP.
"Seharusnya DPP PSI ikut turun membantu masyarakat dalam kondisi seperti ini. Bukan masalah uang, kita siap bekerja tanpa ada uang, karena selama ini PSI Jember terbiasa urunan dari pengurusnya untuk membiayai kegiatan partai," ujar pria berusia 32 tahun ini.
BACA JUGA: DPD PDIP Jatim Ubah Kantor Jadi Konveksi Masker dan Bengkel Las Wastafel Portable
Pengabaian oleh DPP ini dinilai Agus membuat PSI tidak ubahnya seperti partai lain. "Baru datang ke masyarakat ketika akan pemilu," tutur Agus yang sebelum mundur, merupakan politisi termuda yang menjadi ketua partai di Jember.
Dalam pemilu 2019, PSI Jember memang hanya mampu mengumpulkan total 34 ribu suara. "DPP PSI terkesan hanya memperhatikan daerah yang punya wakil di DPRD, seperti DKI Jakarta dan Surabaya," ujar Agus.
Gejolak di pengurus daerah PSI ini, menurut Agus merata terjadi di semua daerah. "Yang juga kuat kekecewaannya adalah di DPD PSI Banyuwangi. Mungkin setelah berita keluarnya seluruh pengurus PSI Jember ini di muat di media, akan banyak DPD PSI lain yang mengikuti," papar Agus.
BACA JUGA: Dua Dokter di Jatim Positif Covid-19
Selain komunikasi, faktor lain yang memantik kekecewaan pengurus PSI di daerah adalah direkrutnya Faldo Maldini, oleh DPP PSI pasca pemilu. Padahal semasa musim kampanye Pemilu 2019, Faldo yang sebelumnya politikus PAN ini, adalah sosok yang paling keras menjatuhkan PSI.
Faldo pada Pilpres 2019 juga merupakan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, kubu yang berseberangan dengan PSI.
"Dulu awalnya komitmen PSI adalah pengurusnya selain masih muda, juga belum pernah terlibat di partai lain. Sama-sama memulai dari nol. Lalu entah tiba-tiba Faldo Maldini direkrut masuk dan dijadikan Ketua DPW PSI Sumatera Barat. Menggantikan ketua sebelumnya, Fuad Ginting, yang sudah berdarah-darah membangun PSI dari awal," pungkas Agus.
