Logo

Menperin Optimistis Nilai Investasi Industri Meningkat

Reporter:

Rabu, 06 February 2019 11:21 UTC

Menperin Optimistis Nilai Investasi Industri Meningkat

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Ilustrator Ruri Izzah.

JATIMNET.COM, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis investasi dan ekspansi industri akan meningkat pada 2019 dibandingkan tahun sebelumnya.

“Meskipun di kuartal terakhir tahun kemarin, ada turbulensi ekonomi dengan fluktuasi nilai tukar rupiah dan trade war (perang dagang). Tetapi sekarang terihat jelas bahwa optimisme sudah terbangun," kata Airlangga lewat keterangan tertulisnya, Rabu 6 Februari 2019.

Menperin menyampaikan dengan kerja sama yang baik antara Kemenperin dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), beberapa investor di sektor strategis seperti industri petrokimia dan baja mulai masuk lagi ke Indonesia.

“Misalnya, Lotte yang telah ground breaking, itu akan selesai pada tahun 2022 untuk menambah satu juta ton produk plastik dan turunannya,” ungkapnya.

BACA JUGA: Sebelas Industri Garmen Siap Mempekerjakan Ratusan Penyandang Disabilitas

Selain itu, klaster industri baja di Cilegon sedang ditargetkan mampu produksi sebanyak 10 juta ton pada tahun 2025. Ini tidak bisa lepas adanya kolaborasi antara PT Krakatau Steel Tbk dengan sejumlah produsen baja skala global seperti Posco, Nippon Steel, Osaka Steel, dan Sango Corporation.

“Sebab, dalam dua dekade lalu, investasi petrokimia dan baja ini terhenti. Saat ini sudah mulai bergerak kembali. Selain kapasitas klaster Cilegon bertambah, di klaster Jawa Timur juga terjadi dari divestasi Freeport yang masuk membangun copper smelter,” paparnya.

Selain itu, perusahaan-perusahaan smelter nikel di kawasan industri Sulawesi Tengah, sudah mampu mengekspor senilai 5 miliar dolar AS, atau naik 78 persen ke pasar Amerika Serikat. Ini menunjukkan daya saing industri di Indonesia cukup kompetitif.

“Bahwa minat ekspansi di sektor industri tidak hanya dari investor dalam negeri, tetapi juga luar negeri,” imbuhnya.

BACA JUGA: Perang Dagang AS-China Buka Peluang Bagi Industri Di Indonesia

Tahun ini, menurutnya, akan direalisasikan investasi sektor industri pertokimia, otomotif dan baja. Masuknya investasi ini diharapkan timbul bandwagon effect terhadap investor-investor lainnya.

Kemenperin telah menyiapkan jurus yakni memacu perjanjian kerja sama dengan negara-negara potensial. Jurus tersebut diantaranya mempercepat CEPA dengan Uni Eropa, yang akan mendorong industri otomotif Jerman masuk ke Indonesia.

Sementara berdasarkan data dari BKPM, realisasi investasi industri manufaktur pada 2018 mencapai Rp 222,3 triliun. Industri makanan mencatatkan realisasi investasi terbesar pada penanaman modal dalam negeri (PMDN) senilai Rp 39,1 triliun. Selanjutnya, industri kimia dan farmasi sebesar Rp 13,3 triliun.

Sedangkan, untuk penanaman modal asing (PMA), sektor industri pengolahan yang investasinya terbesar adalah industri logam dasar, barang logam bukan mesin, dan peralatannya senilai 2,2 miliar dolar AS. Selain itu, investasi industri kimia dan farmasi senilai 1,9 miliar dolar AS serta industri makanan sebesar 1,3 miliar dolar AS. (ant)