Senin, 22 July 2024 03:20 UTC
Siswa Sekolah PK-LK Shafa di Kab. Mojokerto belajar mengenal angka menggunakan media kincir angka, Senin, 22 Juli 2024. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto – Sejumlah anak tunagrahita terlihat antusias mengikuti pembelajaran mengenali angka-angka menggunakan kincir angka yang diajarkan gurunya.
Hal ini dilakukan agar memudahkan anak-anak berkebutuhan khusus lebih mudah mencerna dan fokus dalam pembelajaran terutama dalam mengenal angka.
Kincir angka terbuat dari alat-alat sederhana, seperti kardus bekas air mineral, kertas manila, dan stik es krim.
Anak-anak tunagrahita yang duduk di bangku kelas III dan IV turut senang saat diajak belajar mengenali angka-angka menggunakan kincir angka dengan dominasi warna merah muda dan kuning.
Abi Wibawanto, 10 tahun, siswa kelas IV Sekolah PK-LK Shafa, Kabupaten Mojokerto, tampak antusias saat diminta gurunya memutar kincir tersebut menggunakan tangannya.
BACA: MPLS SLB ACD Pertiwi Kota Mojokerto Diisi Sosialisasi Pencegahan Perundungan
Murid dengan kondisi tunagrahita sedang ini lalu berusaha memfokuskan penglihatannya untuk melihat angka yang tepat berhenti di bagian bawah kincir.
Ia pun menyebutkan dengan benar angka yang berhenti tersebut, "Itu angka 9 Bu yang di dalam itu (lorong kincir)," ucapnya bersemangat sembari menuliskan angka sebelum dan sesudah angka 9 sesuai pertanyaan sang guru, Senin pagi, 22 Juli 2024.
Hal inilah yang menjadi tujuan Kepala Sekolah PK-LK Shafa, Kabupaten Mojokerto, Suci Irmawati untuk melakukan inovasi media pembelajaran sebelum dan sesudah urutan angka di kelas III maupun IV SLB.
Agar kemampuan numerisasi siswa-siswi berkebutuhan khusus meningkat, melatih keseimbangan motorik, dan daya fokus anak-anak.
"Tahap pengenalan sudah di kelas I dan II, untuk konsep sebelum dan sesudah urutan angka kita aplikasikan di kelas III dan IV. Menggunakan media sederhana dari kardus berkas," kata Suci.
BACA: Tingkatkan Ketrampilan, Siswa SLB di Mojokerto Dapat Pelatihan
Keberhasilan pembelajaran menggunakan media kincir angka ini bagi anak-anak tunagrahita sedang bisa mencapai 60 persen dalam pengenalan sebelum dan sesudah.
Dari satu sampai enam kali pemberian materi kincir angka, anak-anak tunagrahita tersebut bisa mengenal angka sesudah dan sebelum.
"Kalau di tunagrahita 50 sampai 60 sudah bagus. Dan kalau untuk tunagrahita sedang atau tidak berat bisa mencapai 60 persen (keberhasilan pembelajaran)," katanya.
Suci menambahkan media kincir angka tak hanya untuk anak-anak SLB, tapi juga bisa dimanfaatkan di lingkungan sekolah Taman Kanak-kanak (TK).
"Alat ini juga sebenarnya bisa digunakan untuk media pembelajaran di TK sebagai bahan pengenalan angka. Tapi, kalau di SLB memang peruntukannya untuk (kelas) III dan IV," katanya.