Selasa, 12 November 2019 07:26 UTC
PELATIHAN GUIDE. Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II TN BTS, Gendre Marawayan memberikan materi pada Pelatihan Pemandu Wisata, Selasa 12 November 2019. Foto: David Priyasidharta
JATIMNET.COM, Lumajang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melatih puluhan pemandu wisata, Selasa 12 November 2019. Pelatihan ini sebagai upaya yang dilakukan dalam menyambut taman nasional di Jawa Timur itu sebagai salah satu dari 10 destinasi prioritas di Indonesia.
"Kawasan TNBTS menjadi salah satu dari 10 destinasi prioritas di Indonesia. Karena itu, masyarakat harus siap menyambutnya," kata Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional BTS Wilayah II, Gendre Marawayan di kantornya di kawasan hutan Blok Ireng-ireng, Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Selasa 12 November 2019.
Sejumlah warga yang mengikuti pelatihan ini merupakan warga desa penyangga TN BTS di wilayah Kabupaten Lumajang, yakni Desa Ranupani, Argosari dan Gucialit.
BACA JUGA: Enam Jalur Pendakian Ditutup Akibat Karhutla
Wayan, sapaan akrab Gendre Marawayan, mengatakan keberadaan kawasan TNBTS yang menjadi destinasi prioritas ini merupakan satu alasan mengapa pelatihan pemandu wisata ini harus dilakukan.
"Sumber daya manusia serta sarana dan prasarana harus ditingkatkan," kata Wayan di hadapan puluhan pemandu wisata ini. Pemerintah Kabupaten Lumajang juga telah berencana untuk mengembangkan pariwisata di wilayah Barat termasuk Senduro.
"Artinya Senduro menjadi tujuan pengembangan wisata untuk ke depannya di Kabupaten Lumajang," katanya.
BACA JUGA: Serunya Naik Balon Udara di Atas Gunung Bromo
Karena itu, peningkatan sumber daya manusia pemandu wisata mutlak harus dilakukan. Apalagi Kabupaten Lumajang memiliki banyak destinasi wisata.
"Pemandu wisata seharusnya tidak hanya sekedar mengantar tamu saja tetapi harus punya kemampuan lebih," katanya.
Wayan mengatakan, salah satu sektor yang bisa bertahan dari krisis ekonomi adalah sektor wisata. "Ketika banyak sektor merasakan krisis ekonomi, sektor wisata yang lebih bisa bertahan," katanya.
Ia lantas menceritakan bagaimana Yogyakarta yang sempat mengalami krisis saat terjadi bencana gempa bumi pada 2006 lalu. "Yogyakarta sempat lumpuh, namun pariwisata tetap bertahan," katanya.