Logo

Masa Pandemi, Kawasan Tapal Kuda Harus Waspadai ISPA pada Anak-anak

Reporter:,Editor:

Kamis, 24 September 2020 04:20 UTC

Masa Pandemi, Kawasan Tapal Kuda Harus Waspadai ISPA pada Anak-anak

ISPA. Ira Rahmawati (sebelah kanan), dosen dan peneliti FKep UNEJ menyampaikan materi mengenai ISPA di tengah pandemi Covid-19. Foto: Humas Unej

JATIMNET.COM, Jember - Di tengah pandemi Covid-19, penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada anak-anak patut menjadi kewaspadaan di kawasan Tapal Kuda atau Jawa Timur bagian timur. 

Hal itu mengemuka dalam webinar nasional keperawatan bertema “Optimalisasi Perawatan Anak Dalam Tataran Normal Baru Pandemi Covid-19 Berwawasan Agronursing di Era 4.0” yang digelar di kampus Unej pada Rabu 23 September 2020.

Dalam pemaparannya, Ira Rahmawati, dosen dan peneliti dari Fakultas Keperawatan (FKep) Universitas Jember (Unej) menunjukkan dari hasil risetnya, sepanjang tahun 2017-2018 ISPA masih menjadi  penyakit yang mendominasi anak usia 0 hingga 5 tahun di kawasan Tapal Kuda. 

Dari 810 anak yang diteliti di tujuh rumah sakit, 44,8 persen menderita ISPA, disusul dengan penyakit diare dan kejang akibat demam. Ira belum memastikan apakah kondisi kawasan Tapal Kuda yang termasuk wilayah agraris terkait dengan tingginya penyakit ISPA pada anak-anak di kawasan ini.

BACA JUGA: Diduga Gunakan Fasilitas Negara, DPRD Jember Laporkan Bupati Jember ke DPRD Jatim

“Memang perlu penelitian lebih lanjut. Tetapi temuan ini menjadi landasan bagi FKep Universitas Jember untuk memberikan perhatian lebih kepada ketiga penyakit tersebut dalam bentuk pemberian mata kuliah bertema ketiga penyakit tersebut,” ujar Ira.

Karena itulah, Fkep Unej memberikan mata kuliah yang terkait kepada perawatan penyakit ISPA, diare, dan kejang akibat demam di rumpun mata kuliah Keperawatan Anak kepada para mahasiswanya. 

“Fokus mata kuliah ini sekaligus menjadi pembeda dengan Fakultas Keperawatan lainnya karena kami yang ada di wilayah pertanian-perkebunan, atau istilahnya Agronursing,” jelas Ira Rahmawati.

Dari kalangan praktisis, Erwin Bagus Hadi Sasongko, perawat di Instalasi Perawatan Anak Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya juga menekankan kewaspadaan serupa. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang, orang tua dan tenaga medis perlu mewaspadai gejala ISPA pada anak yang bisa jadi juga sebagai gejala Covid-19.

BACA JUGA: Aktivis dan Dewan 'Cukur Gundul' Bupati Jember

“Anak dengan segala keterbatasannya, tanpa disadarinya bisa menularkan Covid-19 ke anggota keluarga lainnya sehingga muncul klaster keluarga. Dari data tanggal 20 September lalu, dari 240 ribu lebih penderita Covid-19 di Indonesia, sebanyak 2,4 persen adalah anak-anak,”  papar Erwin.

Adapun Prof. Yeni Ruslina dari Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI) menekankan tentang pentingnya strategi komunikasi dari perawat kepada orang tua dari bayi yang baru lahir. 

“Sebab, di masa pandemi ini, intensitas layanan tatap muka seperti pemberian imunisasi dan perawatan bagi bayi yang lahir prematur selepas dari fasilitas kesehatan jauh berkurang. Padahal masa seribu hari pertama dalam kehidupan seorang anak adalah masa emas, jika keliru penanganan maka berdampak pada tumbuh kembang anak," tutur Yeni