Selasa, 30 April 2019 08:58 UTC
Presiden Joko Widodo makan siang bersama buruh pabrik di Tangerang, Banten, Selasa 30 April 2019. Foto: Biro KSP
JATIMNET.COM, Tangerang - Presiden Joko Widodo mengunjungi sebuah pabrik sepatu milik PT KMK Global Sports di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Selasa 30 April 2019 siang.
Dalam kunjungan itu, Jokowi, sapaan Joko Widodo berkeliling pabrik dan menyapa para pekerja yang sedang beraktivitas. Ia didampingi sejumlah menterinya yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
Kedatangan Jokowi ini langsung disambut antusias buruh pabrik. Beberapa buruh menghampirinya untuk bersalaman dan berswafoto.
Setelah kurang lebih sejam meninjau pabrik selama, Jokowi kemudian berjalan menuju kantin PT KMK untuk bersantap siang bersama para pekerja.
BACA JUGA: Bertemu Pimpinan Serikat Pekerja, Jokowi Berpesan May Day Kondusif
Presiden kemudian duduk bersama puluhan buruh di sebuah meja makan panjang. Menu yang disantap Jokowi sama dengan yang disantap para pekerja, yakni nasi putih, sayur sop, tempe goreng, telur rebus, dan buah salak.
"Ya makan siang tadi kan ada tempe, telur, sayur. Ya saya kira secara gizi dan nutrisi untuk saya sudah sangat bagus," ujarnya kepada para jurnalis seusai santap siang.
Jokowi mengaku banyak berdialog dengan para pekerja selama peninjauan. Ia sempat menanyakan seputar berapa lama para pekerja tersebut bekerja di pabrik itu dan mengenai kesejahteraan mereka.
Dari obrolan tersebut, beberapa pekerja mengaku sudah lama bekerja di pabrik, antara 15 sampai 23 tahun.
BACA JUGA: Komitmen PAN Dukung Prabowo-Sandi Sebatas Pilpres
"Menurut saya, atmosfer lingkungan yang ada di PT KMK ini saya kira memberikan sebuah atmosfer yang baik, lingkungan yang baik, pada karyawan. Ada kliniknya, saya kira sangat bagus," ungkapnya.
Presiden berpandangan bahwa hal yang paling penting untuk dilakukan adalah meningkatkan produktivitas lewat peningkatan kemampuan para pekerja. Karena menurutnya, produktivitas para pekerja itu berpengaruh terhadap produksi pabrik.
"Yang paling penting kita ini meningkatkan produktivitas lewat reskilling, upskilling, sehingga kalau sudah produktif, perusahaan itu menggaji lebih tinggi itu mampu," katanya.
Karena produktivitas itu juga menyangkut produksi berapa yang dihasilkan. "Kalau dihasilkannya naik saya kira gajinya dinaikkan tidak masalah," paparnya.