Logo

Mahfud MD Sebut Madura Sebagai Laboratorium Toleransi

Reporter:,Editor:

Senin, 04 February 2019 16:15 UTC

Mahfud MD Sebut Madura Sebagai Laboratorium Toleransi

no image available

JATIMNET.COM, Sumenep  - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD melalui organisasi Gerakan Suluh Kebangsaan giat mengampanyekan toleransi melalui seminar-seminar ke berbagai  daerah. Setelah Yogyakarta, kampanye serupa digelar di Kabupaten Sumenep, Madura, Senin 4 Februari 2019.

Menurut Mahfud, Madura dipilih karena kemajemukan hidup masyarakat Madura merupakan contoh toleransi yang orisinil di Indonesia. "Bahkan ada pendeta di Bangkalan menyebut Madura adalah laboratorium toleransi yang sesungguhnya," kata Mahfud usai seminar, Senin 4 Februari 2019.

Ketua Mahkamah Konstitusi periode 2008-2013 ini memaknai ungkapan pendeta itu sebagai bukti bahwa, meski masyarakat Madura adalah penganut Agama Islam yang taat dan kuat, namun sangat toleran terhadap perbedaan keyakinan.

BACA JUGA: Mahfud MD: Ajak Orang Lain Golput Langgar Undang-Undang 

"Di Madura semua agama ada, dari Buddha sampai Konghucu, dari Protestan sampai Katolik. Tapi mereka tetap bisa hidup dan beribadah dengan tenang tanpa merasa terancam," ujar Mahfud yang didaulat memimpin organisasi Gerakan Suluh Kebangsaan.

Menteri Pertahanan pada Kabinet Persatuan Nasional di era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini mengungkapkan jika di Sumenep dan Pamekasan terdapat simbol sikap toleran masyarakat Madura yang sudah ada sejak zaman dulu.

Di Sumenep misalnya, ada Desa Pabian, letaknya di pusat kota Kabupaten Sumenep. Desa ini dijuluki 'kampung toleransi' karena ada tiga tempat ibadah lintas agama yang berada dalam satu kompleks.

BACA JUGA: Mahfud MD: Golput Menguntungkan Penjahat

Yaitu Masjid Baitur Arham, Greja Katolik Paroki Maria Gunung Karmel, serta Klenteng Pao Sian Lin Kong. Jarak antar ketiganya tak lebih dari 50 meter. Berderet di pinggir jalan.

Di Kabupaten Pamekasan, tepatnya di Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis. Terdapat Vihara  Avalokitesvara. Ini salah satu Vihara tertua di Indonesia.

Vihara yang letaknya dekat lokasi wisata Pantai Siring ini menarik bagi orang untuk belajar toleransi. Sebab dalam kompleks Vihara terdapat musala dan pura, masing masing tempat ibadah umat Islam dan umat Buddha.