
Reporter
SatriaSelasa, 12 April 2022 - 05:00
Editor
Bruriy Susanto
DEMO: Aliansi Mahasiswa Ponorogo saat menggelar demonstrasi di depan gedung DPRD Ponorogo, Selasa 12 April 2022. Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Aliansi Mahasiswa Ponorogo menggeruduk gedung DPRD setempat guna menyampaikan aspirasinya, Selasa 12 April 2022. Berbagai spanduk dibentangkan mahasiswa. Seperti “rakyat melarat dinegeri konglomerat”, “mosi tidak percaya”, “tangkap mafia minyak goreng”, “minyak larang bos”.
Aksi dilakukan mahasiswa juga melakukan teatrikal sebagai bentuk penindasan kepada rakyat kecil. Di aksi tersebut, terjadi perdebatan mahasiswa dengan Ketua DPRD Ponorogo.
Pasalnya, mereka minta anggota dewan supaya mau menerima apa yang jadi aspirasi tuntutan mahasiswa, dengan mengawal. Usai DPRD menyanggupi untuk mengirim dan mengawal tuntutan mahasiswa ke DPR RI mahasiswa bersedia untuk membubarkan diri.
“Dewan memfasilitasi, kita mengawal tuntutan ini ke DPRD pusat, dimana ada 2 bentuk, di email, di kantor pos,” kata koordinator demo, Aldila Mayang Putri Rahayu, Selasa 12 April 2022.
Dila menuturkan sejumlah tuntutan aliansi mahasiswa Ponorogo lainnya diantara adalah menuntut kesanggupan pemerintah dalam menyediakan stok bakar minyak jenis bahan baku premium, pertalite. Menolak kenaikan pertamax yang kemungkinan berdampak pada kenaikan pertalite yang berpotensi menyengsarakan rakyat.
Selanjutnya menuntut kesanggupan pemerintah dalam menjaga stabilitas kenaikan harga pokok yang berdampak dari kenaikan BBM karena poros ekonomi masyarakat. Mendesak DPR dan pemerintah untuk menetapkan RUU tindak kekerasan seksual. Selain itu juga menolak pencabutan Permendag No. 22 tahun 2021.
“Mengusut mafia minyak goreng dan menyengsarakan warga dan juga mendukung penuh Reog ke UNESCO,” tutur Aldila.
Sementara Ketua DPRD Ponorogo, Sunarto, bakal memfasilitasi sejumlah tuntutan mahasiswa untuk disampaikan ke DPR RI. Menurutnya pihaknya hanya mampu sebagai fasilitator karena seluruh kebijakan yang dituntutkan oleh mahasiswa berada ditangan pusat.
“Untuk mafia dan kasus kekerasan seksual jika memang di Ponorogo ada silahkan laporkan ke saya, akan saya kawal,” pungkas Narto.