Jumat, 09 August 2019 13:17 UTC
BONGKAR PROSTITUSI: Petugas gabungan dari Satpol PP, Kepolisian, TNI AD, dan warga membongkar bangunan semi permanen yang dijadikan tempat transaksi prostitusi di kawasan Makam Cina Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. Foto: Nd. Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun - Satu persatu lokalisasi prostitusi yang sudah puluhan tahun beroperasi di Kabupaten Madiun diberangus.
Kali ini, warung 'remang-remang' yang menjadi salah satu tempat transaksi antara Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan 'konsumen' di kawasan Makam Cina Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan dibongkar, Jumat 9 Agustus 2019.
Pembongkaran dilakukan oleh Satpol PP, aparat kepolisian, TNI AD, dan sejumlah warga. Adapun pemilik bangunan liar semi permanen yang digunakan sebagai warung sekaligus tempat tinggal diminta pergi ke tempat lain
BACA JUGA: Tahun Ini, Bupati Madiun Targetkan Wilayahnya Bersih dari Prostitusi
"Untuk pedagang yang menempati warung tetap dibina oleh Dinas Sosial. Bagaimanapun juga tetap manusia dan ini menjadi komitmen pak bupati," kata Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kabupaten Madiun, Krisna Setiawan.
Rudi Rusmawan, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sambirejo mengatakan bahwa jumlah warung 'remang-remang' di kawasan makam Cina sebanyak lima buah yang lokasinya berpencar. Para pedagang yang berjualan kopi merupakan warga Desa setempat. Namun, PSK yang biasa mangkal di sana berasal dari luar daerah, seperti Ngawi dan Nganjuk.
"PSK-nya ada puluhan. Tapi, saya tidak punya datanya karena prostitusi di sini (kawasan makam Cina) liar," ujar dia.

TERBUKA: Petugas Satpol PP berada di pelataran makam Cina Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun yang dijadikan sebagai lokalisasi prostitusi. Foto: Nd. Nugroho.
Beroperasinya lokalisasi prostitusi liar itu, menurut Rudi sudah berlangsung lebih dari 30 tahun. Beberapa tahun kemudian, kompleks makam juga menjadi tempat mangkal para waria. Mereka dinilai pindahan dari kawasan Stadion Wilis Kota Madiun yang ditertibkan sekitar 20 tahun lalu.
Dengan penyalahgunaan makam itu warga sekitar resah. Mereka beberapa kali mengusir para PSK dan waria dari tempat tersebut. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil maksimal. Sebab, mereka kembali mangkal setelah beberapa hari hilang dari kompleks makam.
"Eksekusinya (hubungan seks) di pelataran makam setelah transaksi di warung," kata Rudi. Ia dan warga yang lain optimistis pembongkaran warung merupakan cara efektif membersihkan kawasan makam Cina setempat dari praktik prostitusi.