Jumat, 26 February 2021 14:40 UTC
PERAN LISTRIK. Listrik punya peran vital dalam kehidupan termasuk usaha peternakan ayam potong untuk menjaga suhu kandang ayam. Tampak istalasi listrik peternakan ayam di Kec. Sumbermalang, Kab. Situbondo, Jumat, 26 Februari 2021. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo – Beberapa tahun terakhir ini peternakan ayam potong di Situbondo mulai tumbuh berkembang. Sebelumnya, Kabupaten Situbondo mengandalkan pasokan ayam potong dari luar daerah karena konsumsi ayam potong di Situbondo mencapai 13 ton 768 kilogram setiap hari.
“Umumnya peternak ayam potong yang tumbuh berkembang itu di kawasan daerah dingin seperti di bawah lereng gunung Argopuro. Peternakan di sana mulai berkembang sering lancarnya distribusi pasokan listrik,” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Situbondo Muhammad Hasanudin Riwansa, Jumat, 26 Februari 2021.
Menurut pejabat yang akrab disapa Udin ini, saat ini jumlah peternak ayam potong di Situbondo berjumlah 56 orang, terdiri dari 18 orang peternak mandiri dan 38 peternak ayam potong hasil kerjasama kemitraan dengan perusahaan. Selain itu, di Situbondo ada 122 pengusaha jagal ayam tersebar di 17 Kecamatan.
“Untuk produksi ayam potong lokal masih sebanyak 5.119 kilogram setiap harinya. Sisanya masih dikirim dari luar daerah,” ujarnya.
BACA JUGA: Berkat Listrik PLN, Industri Mebel Dusun Lendut Situbondo Berkembang
Udin menambahkan kendala utama peternakan di Situbondo adalah harga pakan sangat mahal. Dinas Peternakan telah menyiapkan pakan ternak ayam murah dan mudah dibuat sendiri. Formulasi pakan ternak ini diharapkan akan menggairahkan sektor peternakan ayam potong yang selama ini bergantung pada pakan ternak pabrikan.
“Lagi-lagi kami tetap butuh aliran listrik untuk memproduksi pakan ternak ini. Jadi tidak mungkin menggairahkan ekonomi masyarakat itu tanpa listrik,” katanya.
TERNAK AYAM. Peternakan ayam potong di lereng gunung Argopuro, Kecamatan Sumbermalang, Situbondo, Jawa Timur, Jumat, 26 Februari 2021. Foto: Hozaini
“Umumnya, para peternak disini sistem kemitraan karena terkendala modal. Di sini sudah ada sepuluh peternak dengan skala cukup besar,” ujar Ridwan yang juga ketua paguyuban peternak ayam potong.
BACA JUGA: Pemprov dan PLN Jatim Normalisasi Jaringan Listrik
Menurut Ridwan, peternakan ayam potong sudah berlangsung selama sepuluh tahun. Saat ini, peternakan terus berkembang setelah aliran listrik sudah merata karena kandang peternakan sangat membutuhkan aliran listrik. Untuk sepuluh hari pertama, ternak masuk kandang membutuhkan penerangan untuk penghangat selama 24 jam.
“Itu butuh aliran listrik terutama di awal masuk kandang tidak boleh mati selama 24 jam. Kami berharap tidak ada pemadaman PLN bergilir karena ke tempat kami satu hari dalam seminggu selalu ada pemadaman. Itu menambah biaya produksi karena peternak harus membeli genset,” katanya
Ridwan menambahkan penghasilan peternak tergantung kapasitas kandangnya. Rata-rata di daerahnya para peternak memelihara 4 ribu hingga 20 ribu ekor ayam. Selama setahun, peternak bisa memproduksi sepuluh kali karena ayam panen di usia 35 hari.
“Ada proses pengeringan kandang sebelum diisi ayam lagi. Untuk penghasilan peternak bervariasi, kalau memiliki 4 ribu ekor mendapatkan penghasilan kotor sekitar Rp 15 jutaan,” ujarnya.
