Sabtu, 28 September 2019 10:41 UTC
Joedha Hadi, Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto mengawasi kasus Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang marak di kalangan pelajar. Dimana di tahun 2015 sempat tercatat 200 kelompok LGBT yang ada di Mojokerto.
"Saat ini yang menjadi atensi, selain kasus perundungan, kami juga sedang menangani kasus LGBT di kalangan pelajar khususnya. Dimana, ada tiga titik kumpul komunitas ini di Mojokerto, yaitu joging track, Pantai Panorama Lengkong, dan Benteng Pancasila (Benpas)," ungkap Joedha Hadi, Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, pada Jatimnet.com, Sabtu 28 September 2019.
Lemahnya komunikasi persuasif dan pengawasan orang tua terhadap putra-putrinya, membuat DP2KBP2 mengambil langkah preventif guna penanganan penyimpangan prilaku seksual di kalangan remaja.
BACA JUGA: Kasus Perundungan di Kalangan Pelajar Mojokerto Menurun
"Sampai saat ini, kita sudah tangani ke setiap sekolah-sekolah. Tidak bisa perorangan, atau kasus per kasus, tapi harus per komunitas sebab mereka biasanya membentuk kelompok-kelompok kecil. Untuk itu peran penting khusus guru BK di sekolah yang bisa mengungkap kebiasaan menyimpang ini," paparnya.
Dari hasil survei DP2KBP2, kebanyakan pelajar memiliki penyimpangan seksual disebabkan tekanan oleh orang tua, patah hati dengan lawan jenis, tidak sengaja menjalin hubungan dengan seseorang dan ternyata sesama jenis yang dengan sengaja menutupi kepribadian asli diri lewat perubahan pola berpakaian dan penampilan (menyerupai jenis kelamin tertentu).
"Untuk itu, semua elemen masyarakat harus menyikapi permasalahan ini. Terutama orang tua siswa-siswi, maupun pihak sekolah, dan lingkungan tempat tinggal. Jangan pernah mengucilkan mereka, beri kasih sayang yang ekstra," papar Joedha.