Sabtu, 14 June 2025 00:00 UTC
Gunung Raung erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1 kilometer, Jumat malam, 13 Juni 2025. Dok: PPGA Raung
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso kembali erupsi, Jumat malam, 13 Juni 2025. Kali ini tinggi letusan abu vulkanik Gunung Raung mencapai 1.000 meter atau 1 kilometer di atas puncak.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung Burhan Alethea mengatakan Gunung Raung erupsi pada pukul 22.29 WIB.
“Kolom letusan berwarna kelabu dengan intensitas sedang, mengarah ke sisi selatan dan barat daya,” ujarnya, Sabtu, 14 Juni 2025.
Burhan memperingatkan masyarakat dan wisatawan tidak mendaki area kawah puncak dalam radius 3 kiliometer.
Selain itu, masyarakat juga diminta tidak turun ke kaldera maupun bermalam di kawasan kawah gunung untuk menghindari potensi bahaya dari aktivitas vuknaik yang masih aktif.
BACA: Erupsi Gunung Raung Tak Ganggu Perjalanan Kereta Api
“Masyarakat kami minta untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari institusi berwenang seperti BPBD maupun institusi lainya,” katanya.
Sebelumnya, Gunung Raung erupsi dengan tinggi letusan 750 meter di atas puncak pada Rabu, 11 Juni 2025, pukul 09.18 WIB.
Hingga saat ini, Gunung Raung berada pada status Level II (Waspada), sehingga rekomendasi PVMBG meminta masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 kilometer dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah.
BACA: Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Vulkanik Capai 600 Meter
Sebelumnya, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid dalam keterangan tertulis mengatakan kegempaan Gunung Raung sepanjang pekan pertama Juni 2025 didominasi gempa embusan dengan jumlah kejadian antara 3 hingga 10 kali per hari.
Selain itu, tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dan empat kali tremor menerus dengan amplitudo dominan satu milimeter.
"Erupsi diperkirakan bersumber dari kedalaman dangkal dan sebaran abu terbatas di sekitar kawah dan sektor timur laut. Tingkat aktivitas tetap relevan pada Level II atau Waspada," ujarnya.