Sabtu, 04 January 2020 14:45 UTC
POHON TUMBANG. Petugas gabungan saat membersihkan pohon yang tumbang akibat angin ribut di Probolinggo. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo mencatat jumlah rumah yang rusak akibat terjangan angin puting beliung di enam kecamatan mencapai 204 unit rumah.
Dari 204 rumah itu, tiga diantaranya rusak berat dan sisanya rusak ringan dan sedang. Selain rumah, satu masjid dan sekolah juga mengalami kerusakan. Kerusakan bangunan tersebut terjadi di delapan desa dari enam kecamatan. Sedangkan wilayah yang terdampak cuaca ekstrim mencapai 13 desa di enam kecamatan.
Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Anggit Hermanuadi mengatakan pihaknya bersama instansi terkait telah melakukan evakuasi dan pembersihan material akibat bencana angin puting beliung dan pohon tumbang.
BACA JUGA: Enam Kecamatan di Probolinggo Diterjang Puting Beliung, Petugas Lakukan Pembersihan
BPBD juga telah mendata warga yang membutuhkan bantuan. BPBD juga telah menyiapkan bantuan penanganan darurat sementara meliputi terpal atau tenda gulung, makanan siap saji, lauk pauk, tambahan gizi, peralatan rumah tangga, kebutuhan anak, dan peralatan dapur.
"Pendistribusian bantuan akan diberikan sesuai kebutuhan korban. Dalam proses pembersihan, kami juga koordinasi dengan instansi terkait seperti PUPR, Satpol PP, Tagana, relawan, masyarakat, TNI, dan Polri dalam koordinasi camat masing-masing," kata Anggit, Sabtu, 4 Januari 2020.
Sementara itu, BMKG Surabaya menyebut Probolinggo menjadi salah satu daerah di Jawa Timur dengan status waspada bencana angin kencang dan cuaca ekstrim selama sepekan ke depan .
BPBD mengimbau masyarakat Kabupaten Probolinggo terutama yang tinggal di daerah rawan bencana agar selalu waspada dan hati-hati.
BACA JUGA: Angin Puting Beliung Terjang Probolinggo, Sepasang Suami-Istri Terluka
BMKG merilis bahwa cuaca ekstrim tersebut terjadi akibat adanya pola tekanan rendah di Samudra Hindia selatan wilayah Nusa Tenggara yang menyebabkan terbentuknya pola pertemuan angin atau konvergensi di sepanjang wilayah Jawa Timur.
Selama 4 hingga 10 Januari 2020, masyarakat diimbau waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.