Logo

Kualitas Makanan Jelek dan Jumlah Kurang Banyak, Penyedia MBG di SMPN 1 Jombang Dikritik

Makanan Sering Datang Terlambat
Reporter:,Editor:

Senin, 08 September 2025 07:00 UTC

Kualitas Makanan Jelek dan Jumlah Kurang Banyak, Penyedia MBG di SMPN 1 Jombang Dikritik

Pengurus Dewan Pendidikan Jombang mengecek kualitas MBG di SMPN 1 Jombang, Senin 8 September 2025. Foto: Taufiqur Rachman

JATIMNET.COM, Jombang – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Jombang dikeluhkan pihak sekolah, karena sering terlambat dari jadwal dan kekurangan jumlah porsi makanan. 

Hal ini memantik perhatian Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang yang langsung turun ke sekolah untuk melakukan evaluasi, Senin, 8 September 2025.

Kepala SMPN 1 Jombang Rudy Priyo Utomo mengatakan jadwal pengiriman yang seharusnya tiba pukul 09.00 setiap hari justru sering datang lebih dari pukul 12.00. Selain itu, jumlah paket makanan yang sudah ditentukan kurang banyak dari jumlah siswa penerima. 

"Keterlambatan ini mengganggu waktu makan siswa. Pada hari Rabu 3 September kemarin dari total 993 siswa, sebanyak 529 porsi tidak dikirim. Itu setara dengan kekurangan di 16 kelas dari total 31 kelas," kata Priyo yang akarab disapa Yoyok. 

BACA: MBG di Jombang, Susu Kedaluwarsa hingga Buah Busuk dan Nasi Goreng Basi

Bahkan, selain terlambat dan jumlah paket makanan yang kurang banyak, kualitas makanan juga dipertanyakan. Beberapa makanan yang dikirim dilaporkan tidak layak konsumsi. 

"Sayur ada yang basi, ayamnya juga ada yang masih merah, seperti belum matang. Ini dikhawatirkan berdampak pada kesehatan siswa," katanya. 

Menanggapi berbagai masalah ini, pihak sekolah mengundang Dewan Pendidikan untuk ikut mengevaluasi MBG. Temuan ini langsung direspons Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Jombang Cholil Hasyim setiba di sekolah tersebut. 

"Kami datang atas undangan SMPN 1 Jombang untuk me-review pelaksanaan MBG sejak 1 September 2025. Kami menerima laporan keterlambatan dan kekurangan pengiriman," ucap Abah Cholil.

BACA: Temuan Belatung pada Menu MBG di Tuban, Siswa Ungkap Kronologinya

Ia juga menambahkan penggantian makanan yang kurang telah disanggupi pihak vendor, meski realisasinya masih ditunggu. 

"Kami imbau agar ini tidak terulang. Jika sekolah merasa dirugikan, bisa saja mempertimbangkan sanksi atau evaluasi kontrak," katanya.

Dikonfirmasi terpisah atas laporan tersebut, Lilis Wijayati selaku perwakilan vendor SPPG Kepatihan Yayasan Puspa Wijaya Abadi menyatakan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu terkait keluhan tersebut. 

"Saya akan kroscek dulu terkait hal tersebut," katanya singkat.