Jumat, 03 October 2025 11:00 UTC
Evakuasi korban dari reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jumat, 3 Oktober 2025. Dok: Basarnas
JATIMNET.COM, Sidoarjo – Tim SAR gabungan kembali mengevakuasi satu santri yang menjadi salah satu korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Satu korban yang belum diketahui identitasnya itu ditemukan tidak jauh dari tempat wudu sejak hari pertama hingga hari kelima pencarian, Jumat, 3 Oktober 2025
"Jenazah itu ditemukan pukul 14.00 WIB di kawasan bangunan belakang lantai 1, sekitar tempat wudu," kata Kepala Kantor SAR Surabaya Nanang Sigit.
Jumlah korban tertimbun gedung lantai 3 Ponpes Al Khoziny yang berhasil dievakuasi sejak pagi hingga siang tadi sebanyak lima jenazah.
Empat jenazah lain ditemukan pada pukul 07.30, 07.35, 10.17, dan 11.16 WIB dan telah berhasil dievakuasi."Yang 4 jenazah kami temukan pagi tadi," jelas Nanang.
BACA: Update Tragedi Ponpes Al Khoziny, 9 Meninggal dan Puluhan Masih Tertimbun
Berdasarkan data dari SAR Surabaya, total korban yang berhasil dievakuasi sejak hari pertama hingga hari kelima pencarian sebanyak 113 orang. Dari jumlah itu, 103 orang di antaranya selamat, sementara 10 orang meninggal dunia.
“Sebanyak 10 korban meninggal dunia ini masih dalam proses identifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Polda Jatim. Nama-namanya akan diumumkan setelah proses identifikasi selesai,” kata Nanang.
Ia menjelaskan proses evakuasi korban tidak mudah karena kondisi bangunan yang runtuh saling menyambung dengan bangunan lain. Hal ini membuat tim SAR harus berhati-hati dan menggunakan metode khusus agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
“Standar teknis evakuasi sangat ketat. Gedung ini tersambung dengan bangunan lainnya, sehingga ada tim khusus yang memastikan proses pembongkaran aman,” ujarnya.
Nanang lantas memaparkan perbedaan kesulitan evakuasi korban selamat dengan korban meninggal.
“Kalau kemarin evakuasi korban selamat, ruang gerak sangat terbatas. Tim harus merangkak masuk ke bawah reruntuhan lantai bawah dengan risiko bangunan runtuh kembali. Kami bahkan harus memperpanjang ‘lifetime’ korban dengan memberi minum sebelum bisa dievakuasi,” jelasnya.
“Sementara untuk korban meninggal, proses lebih banyak dari sisi luar menggunakan alat berat, meskipun tetap penuh kehati-hatian,” lanjut Nanang.
BACA: Gedung Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Baru Dicor, Ini Penjelasan Pengasuh
Menurutnya, sejauh ini proses pembongkaran material baru mencapai sekitar 50 persen setelah dilakukan selama dua hari terakhir. Secara matematis, diperkirakan proses pembersihan total bisa selesai pada Minggu, 5 Oktober 2025.
“Namun, pembersihan ini dilakukan bertahap dengan mengutamakan aspek keselamatan. Korban ditemukan di area A2 mendekati A3, sementara alat berat hanya digunakan di sektor A1 dan A4 untuk menjaga keamanan,” jelasnya.
Ia menambahkan, mayoritas korban ditemukan di lantai satu bangunan belakang, khususnya di area tempat wudu dan sekitarnya.
“Semua korban ditemukan di titik itu, sehingga fokus pembongkaran kami konsentrasikan di area tersebut,” ucapnya.
Hingga Jumat sore, tim SAR gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI, Polri, BNPB, BPBD, relawan, serta sejumlah organisasi masyarakat masih terus melanjutkan pencarian. “Kami pastikan setiap korban yang masih tertimbun bisa segera ditemukan dan dievakuasi,” kata Nanang.