Logo

Kontroversi Pidato Said Aqil di Acara HUT Muslimat NU

Reporter:,Editor:

Senin, 28 January 2019 11:58 UTC

Kontroversi Pidato Said Aqil di Acara HUT Muslimat NU

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Foto: nu.or.id

JATIMNET.COM, Surabaya – Pidato Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada peringatan Hari Lahir ke-73 Muslimat NU di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu 27 Januari 2019 menjadi pembicaraan di media sosial dan memicu kontroversi.

Menanggapi hal ini, Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur KH Saad Ibrahim tidak mau berkomentar banyak. Dia memilih untuk mendoakan. Karena menurutnya, suatu kaum yang diberikan kehormatan punya kewajiban mendoakan.

"Kadang untuk menunjukkan kehormatan suatu kaum, Allah biarkan kaum yang lain melakukan ketercelaan," ujar Saad melalui pesan singkatnya kepada Baehaqi Al Mutoif, reporter Jatimnet.com, Senin 28 Januari 2019.

Sekalipun begitu, menurut Saad, untuk kaum yang diberikan kehormatan punya kewajiban mendoakan agar kaum yang lain diberikan ampunan. "Jika mereka semua sama-sama beriman kepada Allah," ungkap Saad.

BACA JUGA: PBNU Maklumi Pembebasan Abu Bakar Baasyir

Sedangkan Humas Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Jawa Timur Markus juga menolak mengomentari pidato Ketum PBNU yang sedang ramai diperbincangkan. Ia hanya mengatakan bahwa seluruh mekanisme dalam pengangkatan pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) sudah sesuai dengan aturan calon pegawai negeri sipil (CPNS).

Begitu juga dengan pemilihan kepala KUA, Markus menyebutkan berdasarkan penilaian kinerja yang telah ditetapkan Kementerian Agama. "Ada kriteria ASN (Aparatur Sipil Negara), layak jadi pegawai negeri. Yang utama tugas ASN adalah melayani masyarakat," kata Markus saat dihubung Jatimnet.com.

Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Achmad Muhibbin Zuhri menyikapinya berbeda. Ia menyebut pernyataan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj bertujuan agar Muslimat NU mengampil peran besar dalam masyarakat. Khususnya dalam bidang politik menjelang pilpres 2019 nanti.

Muhibbin mengatakan, pidato tersebut merupakan bentuk penguatan moral untuk keluarga besar Muslimat NU. “Tujuannya agar anggota berani berperan besar dalam masyarakat,” kata Muhibbin Zuhri saat dihubungi reporter Jatimnet.com, Khoirotul Lathifiyah, Senin 28 Januari 2019.

BACA JUGA: PBNU Minta Dubes Arab Saudi Dipulangkan

Ia menegaskan, tujuannya bukan untuk membeda-bedakan, tetapi untuk motivasi internal dalam meningkatkan amaliah dan tradisi. Selain itu, dalam pidato yang disampaikan, bertujuan agar anggota memiliki semangat untuk menyebarkan kebenaran dalam masyarakat.

"Misalnya ketua RW, atau Ketua Fatayat, dan lainnya yang mempunyai peran dalam masyarakat," kata Muhibin.

Ia berharap, tidak terjadi salah paham dalam masyarakat karena ungkapan tersebut hanya ingin membangun solidaritas anggota.

Selain itu perlu diketahui, lanjut Muhibbin, gaya bahasa KH Said Aqil Siroj memang terkesan frontal. “Memang karakter ketua kami seperti itu," tambahnya.

Di dalam situs resmi www.nu.or.id, juga diunggah naskah pidato KH Said Aqil Siroj yang berlangsung sekitar 18 menit itu. “Padahal jika disimak pidatonya secara utuh, akan bermakna terbalik dari yang dipersoalkan orang di media sosial.” Tulis situ resmi PBNU tersebut.

Laporan Baehaqi Almutoif dan Khoirotul Lathifiyah