Selasa, 06 April 2021 09:40 UTC
DIKUBUR. Warga Desa Bangsring, Kec. Wongsorejo, Banyuwangi, menarik bangkai Paus Orca yang terdampar di dekat rumah mereka untuk dikubur, Minggu 4 April 2021. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendalami kemungkinan keterkaitan antara banyaknya paus yang terdampar di Jawa Timur dan penyu yang juga berkali-kali ditemukan mati di pesisir Bali dan Banyuwangi.
Hal ini disampaikan Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso, saat dihubungi, Selasa, 6 April 2021.
Dia mengatakan KKP berusaha mencari jawaban secara saintifik yang menjadi benang merah atas berbagai fakta matinya hewan laut dilindungi itu. Dia mengatakan berkali-kali terjadi paus terdampar di perairan Jawa Timur dan penyu di perairan Bali dan Banyuwangi menjadi perhatian pemerintah.
BACA JUGA: Kedokteran Hewan Unair Teliti Paus Orca Terdampar di Pantai Bangsring Banyuwangi
"Karena ini adalah isu internasional, jadi kami harus secara saintfik benar-benar apa sih yang terjadi, sehingga nanti follow up actionnya seperti ini," kata pria yang akrab disapa Yudi ini.
Untuk kasus paus mati terdampar setidaknya telah terjadi tiga kali di Jawa Timur. Pada 2016, 32 Paus Pilot terdampar di Probolinggo, Februari 2021 sebanyak 45 ekor Paus Tombak mati di Bangkalan, Madura, dan terakhir seekor Paus Orca awal April 2021 di Banyuwangi.
Sementara penyu ditemukan mati di Pantai Kedonganan, Kuta, Bali, akhir Januari 2021, dan di pesisir Gilimanuk, Jembrana, Bali, Februari 2021. Juga beberapa kali penyu ditemukan terdampar di Banyuwangi, terutama di Pantai Pulau Merah, sebagaimana yang terakhir terjadi awal tahun 2021.
BACA JUGA: Penyebab Paus Terdampar, Ini Pendapat Pakar Biologi ITS
Yudi mengatakan berbagai hal mungkin saja menjadi sebab matinya berbagai mamalia laut dan penyu yang dilindungi itu. Penyebab yang mungkin terbuktikan nanti di antaranya terkait sampah di laut, pencemaran, atau perubahan iklim. Namun untuk memastikannya harus menunggu hasil nekropsi atau bedah bangkai dan tes laboratorium untuk kandungan patologi dan parasit.
"Teman-teman kedokteran hewan yang ahli forensik itu meneliti apa kira-kira, besok akan dipublikasi apa temuan-temuannya. Apakah kondisi lingkungan laut tercemar atau seperti apa atau ada pengaruh apa, besok akan disampaikan," kata dia.
Sebelumnya, bangkai seekor Paus Orca atau paus pembunuh ditemukan di pesisir Selat Bali, tepatnya di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, oleh warga setempat, Sabtu 3 April 2021. Mamalia laut dilindungi itu dikenal tidak tinggal di laut tropis sehingga kehadirannya di perairan Indonesia dianggap peristiwa yang tidak normal.
