Minggu, 24 November 2019 10:43 UTC
Pemerintah RI mengincar pertumbuhan ekspor mencapai Rp Rp 84 triliun tahun ini. Foto: Dok KKP.
JATIMNET.COM, Surabaya – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan ekspor produk laut pada tahun 2020 mencapai 6 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 84 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS).
Direktur Pemasaran KKP Machmud mengatakan angka tersebut naik sekitar 5 persen jika dibandingkan dengan target tahun ini yang mencapai 5,5 miliar dolar AS.
“Realisasi ekspor tahun ini 4,8 miliar dolar AS dari target 5,5 miliar dolar AS. Mudah-mudahan realisasi tercapai,” kata Direktur Pemasaran KKP Machmud, Minggu 24 November 2019.
Machmud menuturkan, sebagian besar produk yang diekspor merupakan produk olahan, mulai dari beku, kupas, sashimi, maupun jenis olahan lain. Beberapa produk seperti loin sudah berbentuk daging, sedangkan udang sudah berbentuk kupas seberat 1,2 juta ton.
BACA JUGA: KKP Tangkap Kapal Perikanan Berbendera Malaysia di Selat Malaka
Dari target ekspor senilai 6 miliar dolar AS tersebut, pemerintah mengandalkan udang yang memberi kontribusi besar. Selain itu, ada ikan tuna cakalang hingga rajungan dan kepiting yang menjadi produk pendamping. “Mudah-mudahan 6 miliar dolar AS tercapai,” Machmud menjelaskan.
Sementara untuk negara tujuan ekspor, masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni Amerika Serikat (AS), Jepang dan Uni Eropa. Pasar ekspor ini, dijelaskan Machmud, relatif stagnan meskipun permintaannya cukup besar.
Stagnasi pasar ekspor ini dibarengi dengan persaingan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina yang sama-sama produsen ikan.
BACA JUGA: Menteri Susi Ajak Nelayan Banyuwangi Jaga Terumbu Karang
“Di Amerika ada Ekuador dan Meksiko yang menjadi kompetitor ekspor ikan. Itu sebabnya Presiden Joko Widodo menekankan ke budidaya, karena budidaya adalah raksasa yang tidur,” ucapnya.
Untuk meningkatkan ekspor produk ikan dan produk turunannya, pemerintah tengah mengincar pasar ekspor baru di beberapa negara. Beberapa negara yang tengah diincar adalah Cina, Timur Tengah, hingga Afrika.
“Negara-negara tersebut memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Pertumbuhan penduduk yang tinggi ini menjadi peluang ekspor,” jelas Machmud.
Sumber: Suara.com