Jumat, 27 June 2025 00:00 UTC
Rangkaian kegiatan Kirab Budaya Mojo Bangkit dalam rangka Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto, Kamis, 26 Juni 2025. Foto: di Kota Mojokerto. Foto: Dokumentasi Prokopim
JATIMNET.COM, Mojokerto - Ribuan pasang mata tertuju pada kemeriahan Kirab Budaya Mojo Bangkit yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-107 Kota Mojokerto.
Agenda tahunan yang penuh warna dan nilai sejarah ini sukses menyedot antusiasme masyarakat, Kamis siang, 26 Juni 2025.
Peserta kirab mulai berjalan dari titik start di Alun-alun Wiraraja. Kemudian, menelusuri jalur utama kota mulai dari Jalan Majapahit, Jalan Bhayangkara hingga finis di depan Balai Kota Mojokerto.
Pawai budaya yang berlangsung tersebut bukan hanya menyuguhkan hiburan, tapi juga edukasi sejarah.
Sekitar 500 peserta tampil memukau dengan busana tematik dan aksi teatrikal yang memadukan unsur tradisional dan modern.
BACA: Ini Rute Kirab Budaya Mojo Bangkit
Mereka membawakan narasi visual dari tiga era penting dalam perjalanan sejarah Kota Mojokerto.Mulai dari masa Kejayaan Majapahit, Kadipaten Japan, serta era kolonial hingga perjuangan merebut kemerdekaan.
Wakil Wali Kota Mojokerto Rachman Sidharta Arisandi menegaskan bahwa kirab ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar pertunjukan seni jalanan.
"Kirab Budaya Mojo Bangkit ini memberikan visualisasi yang penuh makna filosofis dan pesan moral kepada masyarakat agar tidak melupakan sejarah bangsanya. Ini adalah bentuk konkret dari upaya kita menjaga kesinambungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan,” ujar Cak Sandi, sapaan akrab Rachman Sidharta Arisandi.
Sejak pertama kali digelar pada 2019, Kirab Budaya Mojo Bangkit telah tumbuh menjadi simbol kebangkitan identitas budaya Kota Mojokerto.
BACA: Semarak Pekan Budaya Majapahit, Kerajaan Hias Dispendik Kota Mojokerto Ikuti Kirab
Perjalanan panjang kota ini dari masa ke masa dihadirkan kembali dalam satu parade penuh semangat dan menjadikannya lebih dari sekadar tontonan publik. Cak Sandi juga menyoroti keterkaitan acara ini dengan visi pembangunan kota.
"Kegiatan ini sejalan dengan misi Panca Cita, khususnya misi kedua, yakni ketahanan sosial dan budaya, melalui upaya pengentasan kemiskinan, peningkatan kesejahteraan sosial, mendorong terwujudnya masyarakat yang berbudaya, kesetaraan gender dan memperkecil ketimpangan sosial," jelasnya.
Tidak hanya menghibur, kirab ini juga membuka ruang inklusi sosial. Dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat—mulai dari pelajar, seniman lokal, komunitas budaya, hingga aparatur pemerintahan—Kirab Budaya Mojo Bangkit menjadi wadah ekspresi sekaligus penguat kohesi sosial di tengah dinamika zaman.
"Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan berpartisipasi dalam Kirab Budaya Mojo Bangkit. Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi ikon seni budaya tahunan," pungkas Cak Sandi. (adv)