Jumat, 29 November 2019 11:03 UTC

Booth KipaPOS aplikasi Point of Sale saat Pameran OPOP Expo 2019 di JX International, Surabaya, Jumat 29 November 2019. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Surabaya - Produk perusahaan rintisan atau startup digital harus menyelesaikan masalah. Ini yang mengilhami para founder (pendiri) startup KipaPOS, melahirkan aplikasi kasir point of sales (POS) bagi masyarakat tanah air. Aplikasi ini diharapkan bisa membantu menyelesaikan persoalan lemahnya pengelolaan dan manajemen usaha yang membelit para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Semangatnya memang untuk membantu UKM agar mereka bisa naik kelas. Karena di era ini, semua serba digital yang menghadirkan seabreg kemudahan," kata Pengagas KipaPO, David Rusdianto, dalam pameran produk digital One Pesantren One Produk (OPOP) EXPO 2019 di JX International Surabaya, Jumat 29 November 2019.
David menjelaskan, kehadiran aplikasi KipaPOS bisa membantu agar usaha kelas UKM maupun yang ada di lingkungan pesantren bisa dikelola secara baik, mulai dari sisi manajemen keuangan, marketing, hingga permodalan.
Dengan aplikasi berbasis website dan mobile ini, ia melanjutkan, pelaku usaha tidak akan menemui kesulitan untuk mengelola keuangan dan manajerial lainnya. Selain itu, dengan manajemen usaha yang baik, perbankan akan lebih mudah memberikan kucuran modal tambahan untuk pertumbuhan usaha. "Pengawasannya juga akan lebih mudah karena semua bisa dipantau hanya dari telepon seluler," ujarnya.
BACA JUGA: Buka Cabang, Mekari Tawarkan Tiga Aplikasi pada UMKM Surabaya
Oleh sebab itu David berharap pelaku usaha kecil dan menengah bisa memanfaatkan aplikasi ini. Apalagi, Ia menegaskan, sekarang aplikasi ini bisa digunakan secara gratis di level basic. Caranya gampang, cukup daftar lewat laman website: www.kipapos.com, lalu ikuti petunjuknya.
KipaPOS merupakan satu dari puluhan produk yang dipamerkan dalam gawe pameran akbar Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut. Acara ini diselenggarakan selama tga hari mulai 28-30 November 2019. Dalam pameran itu sedikitnya ada 45 booth. Dari jumlah itu, 30 booth diisi produk-produk unggulan pesantren di Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, saat menghadiri OPOP EXPO 2019 meminta agar semua pihak, termasuk lembaga pemerintah agar membantu usaha berbasis pesantren. Imbauan itu sekaligus untuk menyukseskan target program OPOP yang digagas Pemprov Jatim. Dalam program ini, pemprov menargetkan 1.000 produk baru dari lingkungan pesantren.
Menurut gubernur yang juga mantan Menteri Sosial ini, pemprov telah menggandeng beberapa pihak untuk mendorong tumbuhnya perekonomian UKM. Misalnya, selain untuk akses permodalan, juga untuk pemasaran. "Kita juga sudah menggandeng Bank Jatim Syariah dalam hal ini. Juga diikuti lembaga lain," ujarnya.
Selain Bank Jatim Syariah, pemprov juga menggandeng PT Angkasa Pura 1, Bank Indonesia dan sejumlah e-commerce. Selain butuh akses pemodalan, usaha di lingkungan pesantren juga butuh akses pemasaran. "Ayo kita bantu usaha pesantren ini dari berbagai lini agar tumbuh produk-produk baru yang berkualitas dari pesantren," kata Khofifah.
Dalam lima tahun ke depan, OPOP Jatim menargetkan pertumbuhan 1.000 produk baru dari lingkungan pesantren. Tahun ini, ditargetkan ada 150 produk baru. Tahun berikutnya, target dinaikkan menjadi 200 produk setiap tahunnya hingga tahun terakhir 250 produk. Khofifah yakin, dengan dukungan banyak pihak, target 1.000 produk baru dari pesantren akan bisa diraih. "Tentunya ini memang harus dikolaborasi," ujarnya.
