Selasa, 09 March 2021 12:40 UTC
Ketua Penggerak PKK Kota Surabaya, Rini Indriani Eri Cahyadi mengikuti Pengukuhan Bunda Generasi Berencana (Genre) masa bakti tahun 2021 - 2024.
JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Penggerak PKK Kota Surabaya, Rini Indriani Eri Cahyadi mengikuti Pengukuhan Bunda Generasi Berencana (Genre) masa bakti tahun 2021 - 2024. Pengukuhan itu, diikuti secara virtual dari Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam, Selasa 9 Maret 2021.
Acara yang digelar oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur itu, dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen Bunda Genre serta dilanjut dengan penyematan selempang.
Di sela acara tersebut, Ketua Penggerak PKK Kota Surabaya, Rini Indriani Eri Cahyadi menyampaikan, selaras dengan program yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun provinsi serta program wali kota, dia bakal berkolaborasi dengan dinas terkait untuk sama-sama mengatasi persoalan tersebut.
Baca Juga: HUT Dekranas, Penggerak PKK Surabaya Optimalkan Digital Marketing bagi Pelaku UMKM
Mulai dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pertanian hingga Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A). “Untuk program yang sudah ada kita lanjutkan. Kemudian kita akan berkolaborasi, nanti saya bersama kader akan berupaya untuk menekan angka stunting,” kata Rini, Selasa 9 Maret 2021.
Dia menjelaskan, persoalan KB dan stunting adalah masalah yang cukup kompleks. Oleh sebab itu, untuk menanganinya diperlukan kekompakan berbagai pihak.
Apalagi dia menyebut, kondisi pandemi Covid-19 ini perlu ada strategi khusus agar sosialisasi tetap dapat dilakukan tanpa meninggalkan prokes Covid-19. “Kita berikan pengertian atau sosialisasi secara berkala,” ia menandaskan.
Baca Juga: BKKBN Riau Belum Mampu Tekan TFR Hingga 2,6 Persen
Di kesempatan yang sama, Rini pun mengurai sebenarnya angka stunting dapat semakin masif ditekan dengan dua cara. Di antaranya yakni pencegahan dan pengobatan.
“Bukan hanya anaknya saja yang kita lihat. Jadi yang utama adalah faktor orang tua maupun keluarga. Nah faktor orang tua inilah yang mempengaruhi psikologis anak, gizi, nutrisi hingga kebersihannya,” ia memaparkan.
Oleh sebab itu, rencananya sembari membentuk kepengurusan PKK Surabaya selesai, dia juga tengah menyiapkan formula yang sesuai dengan kondisi pandemi. Tujuannya agar program KB dan stunting dapat terlampaui tetapi tetap memperhatikan disiplin prokes.
“Sedang kita susun untuk itu. Bisa jadi pertemuan secara virtual tetapi kita kemas dengan konsep yang berbeda dan semenarik mungkin,” ia memungkasi.
