Logo

Keseruan Berburu WiFi Untuk Belajar Sistem Daring

Protokol Kesehatan Tetap Diterapkan
Reporter:,Editor:

Jumat, 24 July 2020 06:20 UTC

Keseruan Berburu <em>WiFi</em> Untuk Belajar Sistem Daring

WIFI. Di tengah pandemi, sistem belajar pun berubah. Siswa-siswi harus belajar dengan sistem daring, mereka pun harus mencari WiFi gratis. Foto: Karin

JATIMNET.COM, Mojokerto - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tak sesumringah tahun-tahun sebelumnya, terlebih kondisi saat ini di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang dialami belasan siswa tingkat SD hingga SMP di Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto.

Bagaimana tidak, sudah dua bulan mereka berkumpul bukan karena ada perlombaan atau tontonan. Melainkan mereka sedang memburu fasilitas WiFi gratis yang disediakan oleh pemerintah desa setempat. 

Diketahui hingga saat ini para siswa tengah dituntut belajar secara online atau dalam jaringan (daring) dari rumah masing-masing mengingat status pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Dalam pembelajaran dengan memanfaatkan WiFi gratis, siswa-siswi ini terbagi dalam kelompok. Yakni, pada pagi dan sore hari sesuai dengan jadwal sekolah mereka. “Kalau pagi itu ya sekitar 10 sampai  8 siswa, dan sorenya 30 siswa," ungkap Kepala Desa Sidoharjo, Rif'an Hanum, Jumat, 23 Juli 2020.

BACA JUGA: Belajar Daring di Warkop atau Kafe, Hemat Sekaligus Rentan Penyebaran Covid-19

Pembelajaran yang di mulai sejak pagi hari, biasanya dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB. Untuk sore hari-nya mulai pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB. Sebelum belajar dan memasuki ruangan, mereka juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan. "Pastinya mencuci tangan terlebih dahulu menggunakan sabun atau hand sanitizer dan memakai masker. Pastinya tetap jaga jarak," imbuh Hanum sapaan akrabnya.

Hanum menambahkan, pemerintah desa sengaja memberikan fasilitas WiFi gratis ini, tak lepas dari kondisi yang hingga kini masih dalam Pandemi Covid-19. Di sisi lain, kondisi seperti ini juga membuat banyak wali murid harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membelikan anaknya paket data. 

Tak ayal pihak desa pun mencoba memberikan fasilitas untuk meringankan, dan membantu anak-anak untuk tetap bisa terus belajar. Salah satunya, siswi Nabila Nur Aini mengaku.

Sulit Belajar Tanpa Guru

Dalam proses belajar daring dirinya mengaku sering menemukan kesulitan dalam menjawab tugas yang diberikan oleh para dewan guru. Karena, saat belajar para siswa tanpa didampingi seorang pendamping atau guru.

BACA JUGA: Pemkot Mojokerto Beri Paket Data Gratis pada 15.609 Siswa

Sehingga saat ada pelajaran yang tidak dimengerti, dirinya mengaku tidak bisa lagi bertanya secara langsung kepada guru. Sebab, antara guru dan siswa kini dipisahkan oleh kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir."Biasanya tanya ke wali kelas melalui telepon, kadang juga  bertanya kepada temannya melalui grup WhatsApp," aku Nabila.

Dirinya mengaku sebenarnya sangat rindu dengan guru dan sekolah. "Awalnya saya belajar di rumah menggunakan paket data yang dibelikan orang tua. Tapi, karena di balai desa tersedia wifi gratis, saya belajar disini," tandasnya. 

Selain bisa belajar secara daring di Balai Desa dengan memanfaatkan WiFi gratis, pemerintah Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto juga menfasilitasi para siswa siswi belajar tari tradisional.

Hal ini, kata Antok sebagai langkah kedepan agar para siswa siswi ini bisa melestarikan tari tradisional dan tak jenuh selama mereka hanya belajar di rumah.

"Anak-anak juga kita fasilitasi belajar tari tradisional di Balai Desa ini," ungkap Kepala Bundes Desa Sidoharjo, Ahmad Antok.