Rabu, 30 January 2019 07:08 UTC
Direktur Jenderal ILMATE, Kementerian Perindustrian Harjanto dengan Yoji Ueda, Selasa 29 Januari 2019. Foto: Biro Humas Kemenperin.
JATIMNET.COM, Jakarta - Kementerian Perindustrian menarik investor Jepang untuk memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia. Negara ini dianggap sebagai salah satu yang teknologi kendaraan listriknya sangat berkembang.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto mengatakan teknologi baterai merupakan bagian penting dalam industri kendaraan listrik. Keberadaan industri baterai ini akan dapat meningkatkan komponen lokal.
“Sebelumnya, saya sudah sampaikan ke investor Korea dan negara lain. Saat ini, kami berharap Jepang juga bisa masuk ke wilayah yang sedang kami butuhkan untuk pengembangan kendaraan listrik,” kata Harjanto dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com, Rabu 30 Januari 2019.
BACA JUGA: Industri Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik Terpancang di Morowali
Ia mengatakan keberadaan pabrik baterai dapat mendukung investasi bahan baku baterai yang sudah ada di Indonesia. “Di Morowali sudah ada investor materialnya, dalam 16 bulan ke depan mereka sudah siap beroperasi. Maka itu berikutnya, kami terus dorong untuk pembangunan pabrik baterainya,” jelasnya.
Deputy Director-General, Manufacturing Industries Bureau, Ministry of Economy, Trade and Industry (METI), Yoji Ueda menyampaikan Indonesia dan Jepang telah lama menjalin hubungan kerja sama yang komprehensif terutama dalam pengembangan sektor industri.
“Di sektor otomotif, Jepang telah memainkan peran utama dalam kontribusi sebagai pemain bisnis utama. Selain itu, Jepang dengan sumber daya alam yang terbatas, terus melakukan pengamanan pasokan energi yang stabil,” paparnya.
BACA JUGA: Mobil Listrik Genetro Suryo Pecahkan Rekor Asia
Dalam acara Indonesia-Japan Automotive Seminar, METI memperkenalkan kebijakan terbaru tentang elektrifikasi industri otomotif. METI juga menjelaskan tentang langkah-langkah kebijakan untuk promosi penetrasi xEV (keragaman kendaraan listrik) di Jepang.
“Penting bagi pemerintah untuk memilih xEV dari sudut pandang yang seimbang, antara keamanan energi, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan kebutuhan pembeli. Untuk mencapai tujuan ini, Jepang mendorong kerja sama dengan negara-negara lain dan secara aktif berbagi pengalaman mengenai pengembangan kendaraan listrik,” jelasnya.
Tahun ini, Jepang akan menjadi tuan rumah G20, salah satu isu yang akan dibahas adalah hasil penelitian kendaraan listrik dari sudut pandang akademik. Menurut Udea, hasil riset tersebut diharapkan menjadi pondasi pengembangan industri di masa depan. “Pengembangan ini untuk mengupayakan pengurangan emisi gas rumah kaca dan makin memajukan industri otomotif,” tegasnya.