Rabu, 03 June 2020 06:40 UTC
KUNJUNGAN KERJA. Kepala BNPB Doni Monardo (berdiri) saat memberikan pengarahan bersama Menkes Tearawan Agus Putranto di Balai Kota Surabaya, Selasa, 2 Juni 2020. Foto: Humas Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjend TNI Doni Monardo mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Surabaya dalam menangani Covid-19. Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Selasa, 2 Juni 2020.
Pada kesempatan itu, Doni menyampaikan kehadirannya di Surabaya atas instruksi langsung Presiden Joko Widodo untuk memberikan dukungan penuh kepada masyarakat Jawa Timur khususnya Kota Pahlawan.
“Kami mengikuti terus perkembangan Kota Surabaya. Langkah-langkah yang sudah dilakukan Kota Surabaya saya rasa sudah sangat baik,” kata Doni.
BACA JUGA: Kematian Pasien Covid-19 Tinggi, Menkes dan Kepala BNPB Turun ke Jatim
Ia menyebut peningkatan kasus terkonfirmasi yang dialami Surabaya merupakan buah kerja keras dalam melakukan tracing (pelacakan) dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat. Namun, rupanya Pemkot Surabaya sudah memetakan beberapa tempat yang dinilai ada pandemi.
“Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas,” tuturnya.
Mantan Danjen Kopasus ini berharap pasien yang saat ini dirawat kemudian sembuh agar mendonorkan plasmanya kepada pemerintah untuk pengobatan pasien yang sakit berat. Berdasarkan data Pemkot Surabaya, sebanyak 226 kasus kematian akibat Covid-19 memiliki riwayat penyakit penyerta.
Oleh karena itu, ia meminta agar jenis penyakit penyerta itu dipelajari, kemudian diinformasikan ke masyarakat agar berhati-hati. Menurutnya, di Jawa Timur itu penyakit penyerta yang paling tinggi adalah diabetes dan hipertensi.
BACA JUGA: Bantu Surabaya Deteksi Covid-19, Menkes Siap Tambah Alat Tes PCR
“Makanya, yang memiliki diabetes harus diingatkan agar berhati-hati,” ia menegaskan.
Doni berpesan, langkah mitigasi atau pencegahan juga harus dilakukan agar sedikit yang terpapar Covid-19. Langkah sosialisasi yang masif ke masyarakat juga perlu disampaikan. Menurutnya, kalau tidak diikuti dengan penjelasan yang maksimal, warga akan merasa aman-aman saja. Apalagi, di beberapa daerah di luar jawa sudah ada pembukaan menuju masyarakat yang produktif dan konstruktif.
“Selama kasus Covid-19 berada di tengah masyarakat, kita tak boleh lengah. Penerapan protokol kesehatan harga mati. Kalau kita abaikan, tak disiplin dan tak menggunakan masker, tak menjaga jarak dan tak rajin cuci tangan, tentu akan membahayakan. Apalagi bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta,” katanya.
Doni menjelaskan ada tiga sumber penularan Covid-19 yakni melalui mata, hidung, dan mulut. Ia meminta untuk sesering mungkin cuci tangan dan selalu menggunakan masker karena seringkali tak sadar menyentuh barang, sehingga seseorang menjadi terpapar.
“Kebiasaan bersin dengan tak menutup mulut menimbulkan ancaman bagi lainnya,” ia menandaskan.
BACA JUGA: Rasio Penularan Covid-19 di Surabaya Tinggi, Bisa Seperti Wuhan
Lebih lanjut, Doni Monardo menegaskan, Presiden Joko Widodo telah memikirkan bagaimana agar masyarakat aman dari Covid-19 namun kegiatan produktif tetap bisa dilaksanakan. Menurutnya, tak memungkinkan untuk memilih salah satu, kesehatan saja atau bidang ekonomi masyarakat.
“Kalau kita memilih salah satu, seperti makan buah simalakama. Dimakan, Bapak mati, enggak dimakan Ibu mati,“ ujarnya.
Karenanya, ia meminta semua elemen masyarakat bersatu melawan Covid-19. Ia juga terus mendorong kegiatan pengamanan supaya tak terpapar Covid-19.
“Kami juga meminta aktivitas harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan disiplin yang tinggi,” ia memungkasi.
