Senin, 23 May 2022 10:20 UTC
Ilustrasi hepatitis
JATIMNET.COM, Surabaya – Bunda PAUD Kota Surabaya Rini Indriyani, Dinas Kesehatan (Dinkes), dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menggelar sosialisasi pencegahan hepatitis akut di lingkungan pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga pondok pesantren (ponpes), dan masyarakat umum, Senin 23 Mei 2022.
Untuk memasifkan kegiatan sosialisasi tersebut, Bunda Paud bersama Dinkes Kota Surabaya berkeliling ke berbagai sekolah di Kota Pahlawan. Sosialisasi tersebut dimulai dari PAUD Teratai Kebonsari, TK Perwanida Karah, SDN Karah 1, SMP Negeri 21, hingga Ponpes Al Fitrah di kawasan Tanah Kali Kedinding, Kota Surabaya.
“Ini adalah untuk mencegah penularan virus hepatitis di lingkungan sekolah, karena virus ini menyerang anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah. Karena itu, peran guru dan orang tua juga sangat diperlukan untuk mengingatkan anak-anak dalam menjaga kesehatan,” kata Rini.
Melalui sosialisasi pencegahan virus hepatitis akut ini diharapkan virus tersebut tidak sampai masuk dan menyebar ke Kota Surabaya. Sebab, seluruh tenaga kesehatan di Kota Pahlawan sudah dikerahkan untuk melakukan sosialisasi mengenai gejala, pencegahan, hingga penanganan hepatitis akut pada anak.
BACA JUGA: Ini Tentang Hepatitis Akut
“Virus ini menyebar melalui oral-fekal, yakni virus yang masuk ke dalam mulut melalui benda, makanan, atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh penderita sebelumnya. Nantinya, apabila mendapat keluhan dari anaknya, bisa segera ditindaklanjuti dengan membawanya ke layanan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes),” ia menjelaskan.
Selain Dinkes dan Dispendik, beberapa instansi lainnya juga terlibat dalam sosialisasi, seperti Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (DKUKMP) yang ikut serta memberikan pendampingan dan imbau pada penjual makanan di sekitar sekolah, mulai dari pengemasan, gizi, dan kebersihan makanan untuk anak-anak.
“Begitu pula dengan Satpol PP dan BPBD Kota Surabaya yang terus waspada melakukan pengawasan ketat di setiap sekolah selama penerapan PTM berlangsung,” ia menerangkan.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina telah mengumpulkan seluruh tenaga kesehatan di tingkat puskesmas untuk membantu melakukan sosialisasi pencegahan virus hepatitis akut kepada seluruh masyarakat.
“Mulai minggu kemarin kita sudah turun dan bergerak ke semua wilayah. Kami juga bersinergi bersama Bunda PAUD, Dispendik, dan Kemenag Kota Surabaya untuk bergerak cepat mengantisipasi penularan virus hepatitis akut,” kata Nanik.
Untuk mewaspadai potensi kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, Nanik menjelaskan terdapat beberapa gejala awal, seperti mual, muntah, diare berat, dan demam ringan. Dari gejala awal tersebut, orang tua diharapkan bisa langsung membawa anaknya ke fasyankes terdekat sebelum mengalami gejala lanjut.
BACA JUGA: 14 Kasus Dugaan Hepatitis Akut, Enam Meninggal Dunia
“Gejala lanjut ini ditandai dengan air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat, warna mata dan kulit menguning, kesadaran menurun, gangguan pembekuan darah, dan kejang,” ia menguraikan.
Kendati demikian, terdapat dua cara dalam mencegah anak-anak terhindar dari hepatitis akut. Cara pencegahan tersebut melalui saluran cerna dan saluran napas. Untuk saluran cerna, anak-anak diharapkan rutin mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian menggunakan alat makan dengan orang lain, menghindari kontak dengan orang sakit, dan menjaga kebersihan rumah serta lingkungan.
Sedangkan pada saluran napas, anak-anak diharapkan mengurangi mobilitas, selalu menggunakan masker jika berpergian, menjaga jarak dengan orang lain, dan menghindari keramaian atau kerumunan.
“Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada mengenali gejala awal hepatitis akut dengan tidak panik dan segera membawa pasien ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan. Dan jangan sampai menunggu gejala lanjutan muncul,” ia menegaskan.