Logo

Kehadiran Fintech Belum Dongkrak Perekonomian

Reporter:

Selasa, 07 August 2018 12:41 UTC

Kehadiran Fintech Belum Dongkrak Perekonomian

ilustrasi

JATIMNET.COM, Jakarta – Gebrakan industri finansial berbasis teknologi (financial technology/fintech) dalam beberapa tahun terakhir belum optimal. Seharusnya kehadiran fintech bisa menjadi penambal sisa kebutuhan pembiayaan guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan untuk naik peringkat dari level negara berpendapatan menengah ke negara berpendapatan tinggi, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi setidaknya 6,0 persen setiap tahunnya.

Status naik kelas itu memang baru rencana untuk diraih dalam jangka panjang. Namun pertumbuhan 6,0 persen perlu diupayakan dari sekarang untuk memanfaatkan bonus demografi penduduk.

Sementara untuk mencapai angka pertumbuhan tersebut, dibutuhkan pertumbuhan pembiayaan pasar modal, perbankan dan korporasi pembiayaan (multifinance) sebesar 15 – 16 persen setiap tahunnya. Sementara saat ini, pertumbuhan pembiayaan dari tiga sektor keuangan konvensional tersebut baru mencapai 13 persen.

“Fintech diharapkan bisa memenuhi sekitarnya yakni tiga persen. Apakah Fintech bisa memberikan itu? Sejauh ini belum. Fintech belum merevolusi industri keuangan. Tapi harapan kami sangat besar untuk Fintech agar terus berkontribusi,” katanya, Antara, Selasa 7 Agustus 2018.

Dalam jangka pendek, kata Erwin, Fintech dapat dimanfaatkan untuk menambah akses produk dan jasa keuangan kepada masyarakat yang belum terlayani industri jasa keuangan. Sejalan dengan itu, perkembangan Fintech harus diakomodir dengan peraturan yang tidak mengekang namun tetap memenuhi aspek kehati-hatian. “Harus dipastikan Fintech jadi industri yang berkelanjutan, atau tidak,” ujarnya.