Minggu, 25 April 2021 13:00 UTC
KRI Naggala-402. Sumber: wikipedia.org
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana Yudo Margono menjelaskan dugaan penyebab tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali. Keterangan itu disampaikannya melalui siaran resmi Puspen TNI dari Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Ngurah Rai, Bali, Minggu, 25 April 2021.
Dia mengatakan hal-hal yang menjadi penyebab pasti KRI Nanggala-402 tenggelam akan diketahui dari hasil investigasi lanjutan. Yudo membantah beberapa dugaan terkait penyebab tenggelamnya kapal selam tersebut hingga kedalaman 838 meter. Kedalaman ini jauh dari kemampuan menyelamnya yang sekitar 200 meter.
“Sudah kita evaluasi sejak awal tentang kejadian ini,” kata Yudo.
Pertama, terkait catatan overhaul atau pemeriksaan yang pernah dilakukan pada KRI Nanggala-402 di Korea Selatan tahun 2012. Mengenai hal itu, Yodo mengatakan bahwa setelah sampai di Indonesia, kapal kembali dilakukan perbaikan dan perawatan tingkat menengah hingga ditetapkan layak operasi.
BACA JUGA: 53 Awak KRI Nanggala-402 Dinyatakan Gugur, Kapal Pecah Tiga Bagian
Dinas Kelaikan Material TNI Angkatan Laut juga telah memberikan status layak operasi sebelum KRI Nanggala-402 diproyeksikan melaksanakan pelatihan tempur. Sedianya, Kamis, 22 April 2021, kapal itu bersama pasukan TNI AL lain berlatih di perairan utara Bali.
Kedua, terkait dugaan over kapasitas 53 jumlah awak kapal yang onboard atau berada di atas kapal, menurutnya tidak benar. Lantaran kapasitas sesungguhnya dari KRI Nanggala-402 dalam kegiatan latihan itu ialah 50 orang ditambah tujuh orang regu Komando Pasukan Katak (Kopaska).
“Jadi sebetulnya 57 (orang) mampu, tergantung alat keselamatannya. Nah kemarin dinaiki 53 orang. Jadi 53 masih masuk dalam 57 kapasitas memuat orang KRI Nanggala tersebut,” kata Yudo.
Ketiga, dugaan human error atau kesalahan oleh petugas juga tidak nampak di saat-saat KRI Nanggala terkahir melakukan kontak atau nampak. Dia mengatakan seluruh awak kapal itu sudah melakukan tugas masing-masing sesuai prosedur sehingga diketahui mereka tidak melakukan kesalahan.
Keempat, muncul juga dugaan bahwa kapal mengalami balckout atau listrik padam sehingga tidak memiliki sumber energi saat berada di bawah air juga tidak sesuai fakta saat kapal terakhir terlihat. Lantaran terakhir telihat, lampu kapal selam masih menyala semua, sehingga disimpulkan tidak terjadi blackout.
“Saat menyelam langsung hilang, ini yang nanti diinvestigasi,” katanya.
BACA JUGA: Wali Kota Surabaya Kunjungi Keluarga Awak KRI Nanggala-402, Eri: Mereka Patriot Bangsa
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menambahakan bahwa kapal selam yang telah rusak dan terpotong akan tetap diupayakan untuk dievakuasi. Proses evakuasi juga terkait investigasi yang akan dilakukan, salah satunya, untuk mengetahui penyebab KRI Nanggala-402 tenggelam.
KRI Cakra-401 yang sama spesifikasinya dengan KRI Nanggala juga akan membantu investigasi tersebut yang bisa menyediakan data-data yang dibutuhkan. Selain itu, hasil dari investigasi akan menjadi pelajaran agar bisa diupayakan kejadian serupa tidak terulang.
“Tentu diangkatnya ini tidak sekadar diangkat, tetapi juga diinvestigasi, diinvestigasi penyebab KRI Nanggala-402 tenggelam,” kata Hadi.
