Logo

Kantongi CSHE, Wisata Kampung Coklat Blitar Sudah Dibuka

Reporter:

Selasa, 09 November 2021 00:20 UTC

Kantongi CSHE, Wisata Kampung Coklat Blitar Sudah Dibuka

WISATA KAMPUNG COKLAT: Direktur Pengembangan Bisnis Kampung Coklat, Akhsin Al Fata saat bersama Ketua KOMPAK Surabaya di Kampung Coklat, Sabtu 07 November 2021.

JATIMNET.COM, Blitar - Kabupaten Blitar saat ini posisinya berada di level 3, soal kasus Covid-19. Namun sejumlah tempat wisata sudah mulai buka, dengan catatan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan anjuran juga aturan yang berlaku.

Salah satunya adalah "Kampung Coklat" berada di Jalan Benteng-Blorok, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar ini telah memperoleh rekomendasi uji coba dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Di samping itu juga mengikuti anjuran dari Instruksi Dalam Neger (Inmendagri) Nomor 53 tahun 2021 untuk buka di tengah pandemi Covid-19. "Kita sudah diperbolehkan buka dengan mengantongi sertifikasi CSHE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment)," kata Direktur Pengembangan Bisnis Kampung Coklat, Akhsin Al Fata, belum lama ini, Minggu 07November 2021.

CSHE itu sendiri, lanjut Akhsin sapaan akrabnya, harus ada sertifikasi pedulilingkungan yang merupakan sudah menjadi syarat mutlak. Dimana hal itu dilakukan untuk mengetahui masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi, baru diperbolehkan untuk masuk melakukan kunjungan wisata.

Baca Juga: DPRD Jatim Ingatkan Disbudpar Terapkan CHSE

Artinya, masih kata Akhsin, apa yang dilakukan itu untuk menerapkan protokol kesehatan. "Iya salah satunya dengan menyediakan barcode pedulilingkungan. Kemudian, cek suhu badan, hand sanitizer, air untuk mencuci tanga juga sabun. Kemudian, jumlah pengunjung juga dikurangi sesuai anjuran dan aturan yang berlaku," ujarnya.

Akhsin juga mengungkapkan, kondisi pandemi Covid-19 sekarang seperti yang dialami saat awal "Kampung Coklat" buka. Sekitar tahun 2004, terjadi wabah flu burung yang bersamaan dengan baru dibuka-nya "Kampung Coklat" dirintis perkebunan kakao, yang dimulai dari lahan seluas 250 meter persegi.

Dengan seiringnya berjalannya waktu, perkebunan kakao terus berkembang yang akhirnya kini dikenal dengan "Kampung Coklat". "Kini perkebunan kakao atau coklat sudah mencapai 5,3 hektare. Sekarang sudah dibuka untuk umum dan menjadi wisata edukasi," ujarnya.

Baca Juga: Kemenparekraf RI Berikan Sertifikasi CHSE ke Aston Inn Gresik, Menginap Lebih Aman

Terpisah, Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso mengakui status PPKM di wilayah Kabupaten Blitar saat ini berada di level 3 berdasarkan Inmendagri. Namun asesmen Kementerian Kesehatan  menempatkan Kabupaten Blitar ke dalam level 1 PPKM Covid-19. "Pelaksanaan vaksinasi di wilayah Kabupaten Blitar saat ini sudah mencapai 69 persen untuk masing-masing dosis 1 dan 2," katanya. 

Atas dasar itulah Wabup Rahmat mendorong kebangkitan kembali sektor pariwisata di wilayah Kabupaten Blitar yang sempat terpuruk akibat dampak pandemi Covid-19. "Untuk kebangkitan kembali sektor pariwisata, sebenarnya kita sudah di level 1 PPKM tapi masih dalam tahap uji coba. Yaitu tempat pariwisata boleh buka dengan protokol kesehatan serta syarat-syarat lainnya," ujarnya. 

Wabup Rahmat meyakini destinasi wisata di Kabupaten Blitar tidak kalah dengan daerah-daerah lain. "Salah satunya Wisata Edukasi Kampung Coklat. Silahkan dilihat sendiri, begitu bagusnya tempat ini. Hasil dari perkebunan itu sendiri, terutama coklat, diekspor sampai ke Swiss," ia memungkasi