Jumat, 21 December 2018 00:02 UTC
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim drg. Vitria Dewi (tengah) memaparkan masih tingginya kematian ibu hamil. Foto: Nani Mashita.
JATIMNET.COM, Surabaya – Jumlah kematian ibu hamil di Jawa Timur masih cukup tinggi, yaitu di kisaran 431 kasus. Dari jumlah tersebut, paling banyak terjadi di Kabupaten Malang, Jember dan Sidoarjo.
“Sesungguhnya kami berharap bisa menurunkan hingga 100 kasus,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Jatim drg Vitria Dewi saat ditemui dalam “Workshop Penetapan Penyebab Lokal Solusi Kematian Ibu dan Bayi tiga Kabupaten", di Surabaya, Kamis 20 Desember 2018.
Dia menambahkan jika jumlah kematian ibu ini sudah turun dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 529 kasus.
Namun untuk jumlah kematian bayi baru lahir di tahun 2017 tercatat 4.026 kasus dan ditargetkan turun 1.000 kasus kematian bayi tahun ini. Namun pada kenyataannya, hingga September 2018 tercatat 3.097 kasus kematian bayi.
Menurut Vitria, ada beberapa faktor masih banyaknya kejadian kematian ibu hamil yang disebabkan beberapa faktor antara lain karena petugas kesehatan, ibu hamil itu sendiri, masyarakat sekitar hingga sistem rujukan faskes.
“Penyebab utama kematian ibu hamil hingga hari ini adalah pre-eklamsi. Seharusnya ini bisa dicegah, tapi masih muncul sebagai penyebab kematian,” katanya.
Dikatakannya, perlu ada sebuah inovasi agar jumlah kematian ibu bisa ditekan. Vitria mencontohkan sebuah puskemas di Kediri sudah membuat sebuah aplikasi untuk mencatat kasus kematian ibu.
Sementara Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Jatim, drg. Sulvy Dwi Anggraeni menyebut dari hasil assessment (penilaian) yang dilakukan di Jember jumlah kematian ibu tercatat 49 kasus (tahun 2017), Sidoarjo 30 kasus dan di Kabupaten Malang 18 kasus.
Tahun 2018 ini Jember mencatat 40 kasus kematian ibu dan Kabupaten Malang tercatat 15 kematian, sedangkan Sidoarjo kasus kematian ibu dilaporkan turun.
“Selama 2017 dan 2018, tiga kabupaten ini selalu masuk dalam 10 daerah dengan jumlah kematian ibunya masih tinggi,” ujarnya di lokasi sama.
Sementara itu, Regional Manager USAID Jalin Jawa Timur Purwida Liliek Haryati mengatakan workshop ini akan menetapkan prioritas utama penyebab kematian dari tiga kabupaten.