Logo

Jokowi Usul Benteng Van Den Bosch Direstorasi

Reporter:,Editor:

Jumat, 01 February 2019 10:58 UTC

Jokowi Usul Benteng Van Den Bosch Direstorasi

LANGKAH PASTI. Presiden Joko Widodo meninjau Benteng Van Den Bosch di Ngawi, untuk direstorasi sekaligus diusulkan sebagai obyek wisata. Foto: ND Nugroho.

JATIMNET.COM, Ngawi – Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Ngawi, Jumat 1 Februari 2019. Lokasi yang dikunjungi bersama first lady (Ibu Negara) Iriana Joko Widodo dan sejumlah pejabat adalah Benteng Van den Bosch yang lebih dikenal dengan sebutan Benteng Pendem.

Jokowi masuk ke tiga dari sejumlah ruang benteng di Kelurahan Pelem, Kecamatan/Kabupaten Ngawi tersebut. Menurutnya, bangunan peninggalan Pemerintah Hindia-Belanda itu harus dirawat sebagai wisata warisan pusaka.

Heritage (warisan) seperti ini sangat menarik sekali. Maka harus dijaga dan dirawat dengan baik,” kata presiden kepada awak media.

Upaya yang dilakukan, kata Presiden RI ketujuh, pemerintah segera melakukan restorasi atau mengembalikan bangunan benteng seperti sedia kala. Proyek itu akan diljalankan pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai tahun ini. 

BACA JUGA: Kunjungi Jawa Timur, Jokowi Mampir Ngopi Di Ngawi

“Tadi sudah saya telepon (Kementerian PU) dan sudah siap,” ujar dia.

Berdasarkan perhitungan presiden Jokowi, proyek restorasi membutuhkan waktu sekitar dua tahun. Separuh proses akan digarap tahun ini dan sisanya pada tahun depan.

“Untuk merestorasi bangunan seperti ini ada kaidah-kaidah kepurbakalaan yang harus dipenuhi. Tidak bisa cepat-cepat kayak membangun bangunan lain,” Jokowi menjelaskan

Dalam proyek itu, sejumlah pihak dilibatkan termasuk ahli purbakala untuk menjaga keaslian bentuk bangunan benteng. “Jago-jagonya (ahli purbakala) banyak untuk merestorasi dan merevitalisasi,” kata Jokowi.

BACA JUGA: Begini Cerita Jokowi Mendadak Tinjau Bangunan Rusak Di Bekasi

Benteng Van Den Bosch didirikan kolonial Belanda untuk menghadapi perlawanan masyarakat di Ngawi pimpinan Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama Wirotani. Benteng itu dipakai tentara Belanda dalam Perang Diponegoro (1825-1830).

Benteng ini memiliki ukuran bangunan 165 meter x 80 meter dengan luas tanah 15 hektare. Adapun letaknya berada di sudut pertemuan Sungai Bengawan Solo dan Sungai Bengawan Madiun.

Sementara itu, Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengaku sudah menantikan upaya pemerintah untuk merestorasi Benteng Pendem sebagai cagar budaya dan warisan budaya bangsa.

“Saya berharap ada perhatian khusus untuk merenovasi bangunan tua peninggalan zaman penjajahan Belanda ini. Sehingga bisa memajukan pariwisata lokal," ungkap Bupati Budi.