Logo

JK Berharap Pelaku Kekerasan Jurnalis Diproses Hukum

Reporter:,Editor:

Sabtu, 23 February 2019 10:40 UTC

JK Berharap Pelaku Kekerasan Jurnalis Diproses Hukum

Ilustrasi. Foto: Pixabay

JATIMNET.COM, Surabaya - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mendukung langkah hukum pada kekerasan, intimidasi, dan persekusi dari massa kepada jurnalis di acara Munajat 212 di kawasan Monas Jakarta Kamis 21 Februari 2019.

“Intimidasi kepada siapa saja, wartawan, kelompok atau kepada masyarakat tetap salah. Jadi tentu ada hukumnya,” ujar Jusuf Kalla usai menghadiri acara Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu 23 Februari 2019.

Wakil presiden (wapres) yang akrab disapa JK tersebut menyayangkan adanya aksi intimidasi. Karenanya wapres asal Makasar itu mendorong supaya permasalahan tersebut diselesaikan secara hukum.

“Ya jalankan saja lah (mekanisme hukum yang berlaku),” urainya kepada wartawan.

BACA JUGA: Jurnalis Dipukul Massa Saat Meliput Munajat 212

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis malam belasan jurnalis dari berbagai media berkumpul di sekitar pintu masuk VIP, dekat panggung acara. Mereka menanti sejumlah narasumber yang datang untuk diwawancarai.

Sekitar pukul 21.00 WIB, di tengah kegiatan terjadi keributan. Massa terlihat mengamankan orang. Saat itu, beredar kabar ada copet tertangkap.

Para jurnalis yang berada di sekitar pintu masuk segera mendekati lokasi kejadian. Beberapa di antaranya merekam. Massa yang mengerubungi semakin membesar dan tak terkendali.

Beberapa orang membentak dan memaksa jurnalis menghapus gambar kericuhan yang sempat terekam. Saat sedang menghapus gambar, terdengar ucapan bernada intimidasi dari arah massa.

BACA JUGA: Dua Jurnalis di Sultra Dipidanakan Karena Berita

Jurnalis dari Suara.com kehilangan ponselnya ketika berupaya melerai kekerasan dan intimidasi itu. Sedangkan jurnalis dari Detik.com mengalami tindak kekerasan. Dia dipiting oleh seseorang yang ingin menghapus gambar ketika merekam suasana. Namun, dia tak mau menyerahkan ponselnya.

Massa kemudian menggiring wartawan Detik.com ke dalam tenda VIP sendirian. Meski telah mengaku sebagai wartawan, mereka tetap tak peduli.

Di dalam tenda jurnalis Detik.com dipukul dan dicakar, selain dipaksa jongkok di tengah kepungan belasan orang.

Massa pun berhasil merebut ponsel jurnalis Detik.com. Semua foto dan video di ponsel tersebut dihapus. Bahkan aplikasi WhatsApp pun dihapus, diduga agar pemilik tak bisa berkomunikasi dengan orang lain.