Sabtu, 03 November 2018 08:45 UTC
Kakak Syachrul, Ratna Idris dan suaminya Aris Azis menunjukan foto semasa hidup Syachrul Idris di rrumah duka. Foto : Moch Khaesar Januar Utomo
JATIMNET.COM, Surabaya – Jejak misi kemanusiaan Syachrul Idris, penyelam yang meninggal saat bertugas mengevakuasi korban dan puing pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 ternyata memiliki jam terbang tinggi.
Sebelum meninggal ketika bertugas di bawah komando Basarnas yang mengevakuasi korban dan puing pesawat Lion Air, Syachrul baru saja pulang dari misi kemanusiaan di Palu, yang terdampak gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.
Bahkan, beberapa hari sebelum berangkat ke Tanjung Karawang untuk bergabung dengan tim penyelam, Syachrul sempat mengeluh kakinya masih sakit usai menjadi relawan di Palu.
"Sempat saya minta untuk tidak berangkat, tapi adik saya memaksa untuk berangkat demi menolong korban Lion Air," kata Ratna Idris, kakak Syachrul saat ditemui Jatimnet di kediamannya, Sabtu 3 November 2018.
BACA JUGA: Penyelam Asal Surabaya Meninggal Saat Bertugas Evakuasi Lion Air
Ratna mengakui jika adiknya memiliki jiwa sosial yang cukup tinggi. Selama ini tergabung dalam relawan Basarnas sebagai penyelam. Pada 2014 lalu, kata Ratna, Syachrul juga berangkat dan menjadi relawan untuk membantu evakuasi pada saat kecelakaan pesawat Air Asia. Selama di sana, Syachrul berhasil mendapatkan beberapa jenazah dari korban pesawat yang saat itu rencananya akan berangkat ke Singapura.
"Saat Air Asia 2014 lalu, adik saya ini juga sempat berangkat dan menolong di sana," ucap Ratna.
Syachrul yang biasa dipanggil Anto berusia 48 tahun dengan mengantongi sertifikasi penyelam CSMAS-Possi, Makassar.
Misi kemanusiaan Syachrul memang terhenti dalam tugas evakuasi dalam kecelakaan Lion Air, namun jasa-jasanya pasti akan terkenang selamanya.
Jenazah Syachrul yang tiba di rumah duka, Jalan Bendul Merisi Utara 8 nomor 41, sekitar pukul 07.00 WIB disambut hangat para kerabat dan keluarga.
Keluarga langsung menggelar salat jenazah secara bergantian. Beberapa kerabat keluarga juga tampak berdatangan untuk takziah. Sekitar pukul 11.30 WIB, keluarga memakamkan jenazah di Makam Umum Bendul Merisi.
Syachrul Idris merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara. Memiliki satu anak putri yang saat ini tengah menempuh pendidikan kuliah di Bandung, Syachrul tercatat sebagai relawan di Basarnas.
Kakak ketiga Syachrul, Ratna Idrus (50) mengatakan, sebelum mendapatkan kabar jika adiknya tewas dirinya sempat tidak bisa tidur hingga jam 03.00 WITA. "Saya sempat tidak percaya, meskipun begitu saya berangkat langsung dari Makasar ke Surabaya," katanya, Sabtu 3 November 2018.
Ratna menjelaskan, ada beberapa kejanggalan sebelum dirinya mendapatkan kabar jika adiknya tewas dalam tugas. Biasanya Syachrul kalau hendak pergi bertugas selalu meminta doa ke dirinya. "Setidaknya dia selalu memberi kabar jika akan berangkat tugas tapi saat itu adik saya tidak memberikan kabar apa pun," kata Ratna.
