Sabtu, 21 September 2019 08:35 UTC
Foto: Ilustrasi/Pxhere.
JATIMNET.COM, Surabaya – Daerah dan pelosok Jatim masih kekurangan dokter umum. Data yang diungkapkan, satu dokter harus melayani sekitar 5.900 masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengakui, ratio dokter umum di Jatim masih jauh dari kata ideal.
"Jauh dari kata ideal. Yang ideal satu dokter untuk tiga ribuan masyarakat," ujar Kohar dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu 21 September 2019.
Sedangkan untuk perkotaan seperti Surabaya jumlah dokter umum terpenuhi.
BACA JUGA: Dokter di AS Kurangi Beri Obat untuk Batuk dan Flu pada Anak
"Tapi di Madura itu satu banding 10 ribu masih," ungkapnya.
Dari segi lulusan perguruan tinggi, lanjut Kohar, sebenarnya cukup banyak. Setiap tahun rata-rata sebelas ribu sarjana kedokteran se Indonesia lulus.
Namun, permasalahannya pesebaran dokter ini tidak merata. Daerah perkotaan saja yang banyak dokter, tidak untuk wilayah pelosok. "Iya memang distribusinya kurang merata," kata Kohar.
Ia pun berharap lulusan dokter baru tidak hanya terkosentrasi di perkotaan, melainkan melihat juga kawasan pelosok. Mengingat masih kurang banyaknya dokter umum di pinggiran Jatim.
BACA JUGA: Dokter Gigi Penyandang Disabilitas Dibatalkan jadi ASN
Sementara soal dokter spesialis, Kohar mengakui jauh lebih kurang. "Tapi kalau rumah sakit daerah, kami di Jatim yang betul-betul dokter spesialis sesuai standar ya sudah terpenuhi," ungkapnya.
Dokter spesialis yang dimaksud Kohar, seperti spesialis gigi, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis bedah, spesialis kandungan serta spesialis mata. Dokter spesialis itu sudah setidaknya tercukupi pesebarannya.
"Kalau mencari dokter spesialis jantung di ujung Madura ya tidak ada. Tapi di pusat (perkotaan) ada. Makanya kami melakukan review kelas rumah sakit beberapa waktu lalu. Jadi rumah sakit tipe C, spesialis rumah sakit tipe C sudah ada," urainya.