Kamis, 14 November 2024 05:00 UTC
Tim Asesor dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melakukan penilaian tahap II secara daring terhadap penerapan Smart City di Banyuwangi, Kamis, 14 November 2024. Foto: Pemkab Banyuwangi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Kabupaten Banyuwangi menjalani evaluasi tahap II program Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City) tahun 2024 yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Kamis, 14 November 2024.
Dalam evaluasi secara daring tersebut, Pemkab Banyuwangi memaparkan implementasi Smart City di Banyuwangi dalam kerangka smart governance, smart economy, smart living, smart society, dan smart environment.
Berbagai inovasi tersebut dipaparkan Asisten Administrasi Umum Choiril Ustadi kepada tim asesor yang terdiri atas akademisi Perbanas Harya Widiputra; praktisi TIK Hari Nugroho; akademisi Universitas Teknologi Digital Indonesia Sri Redjeki; akademisi Universitas Kristen Satya Wacana Sri Yulianto; dan Herry Abdul Aziz dari Kementerian Komdigi.
BACA: Persiapan Musim Tanam 2024-2025, Pemkab Banyuwangi Keringkan Sejumlah Dam Besar
Dalam kesempatan itu, tim asesor memberikan perhatian pada program Banyuwangi Hijau, program pengelolaan persampahan yang dijalani Pemkab Banyuwangi dan mendapat dukungan banyak pihak, mulai dari korporasi, NGO, hingga pemerintah Norwegia.
Mereka terkesan bagaimana Norwegia negara yang terkenal dengan pengolahan sampah yang baik bisa berinvestasi dan mengajak stakeholder lainnya untuk mendukung pengolahan sampah sirkular di Banyuwangi.
Salah satunya membangun Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reduce, Reuse, Recycke (3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, dengan kapasitas pengolahan sampah sebesar 64 ton per hari.
Saat ini telah berdiri 26 TPS 3R di seluruh Banyuwangi dan masih akan terus dikembangkan.
BACA: Ratusan Pelajar dari Berbagai Negara Ikuti Olimpiade Sains dan Matematika Asia di Banyuwangi
"Kami sangat tertarik bagaimana Banyuwangi bisa menarik investasi besar dan berkelanjutan dengan NGO dunia. Bahkan ini bisa berjalan hingga tahap ketiga," ujar Hari Nugroho, salah satu asesor.
Inovasi lain yang menarik perhatian para juri adalah Mal Pelayanan Publik Digital yang pertama di Indonesia.
Atas sejumlah program tersebut, asesor lainnya, Harya Widiputra, menilai Banyuwangi terus menunjukkan progres terhadap implementasi smart city. Banyuwangi juga dinilai bisa menyiapkan secara maksimal enam dimensi yang menjadi tolok ukur penilaian smart city.
“Inovasi dan prestasinya sangat beragam. Kita bisa belajar banyak dari Banyuwangi. Semoga semua hal baik ini bisa ditularkan ke daerah yang lain. Setidaknya kebaikan ini tidak hanya dirasakan oleh warga Banyuwangi, tapi juga daerah yang lain,” ujar koordinator tim asesor tersebut.